JAKARTA, REQNews - Hari <a href="https://www.reqnews.com/read/news/83179/kematian-gajah-rimbani-di-taman-nasional-tesso-nilo-riau-bikin-pawang-kaget-ini-penyebabnya">Gajah </a>Sedunia atau World Elephant Day diperingati setiap tanggal 12 Agustus. Dengan adanya Hari Gajah diharapkan tumbuh kesadaran manusia untuk mendorong perlindungan gajah liar, memperbaiki kebijakan penegakan hukum untuk mencegah perburuan liar juga perdagangan gading, serta melestarikan habitat alami gajah.Adanya hari ini juga untuk menciptakan kesadaran mengenai penderitaan gajah. Salah satu yang menggaungkan kepedulian terhadap gajah adalah <a href="https://www.reqnews.com/read/news/88186/satgas-pkh-telah-kuasai-81-ribu-hektare-lahan-di-taman-nasional-tesso-nilo">Balai Taman Nasional Tesso Nilo (BTN Tesso Nilo)</a>. Melalui unggahan di instagramnya, BTN Tesso Nilo mengingatkan akan kisah gajah bernama Dita.Kisah gajah Dita tak hanya cerita, namun seharusnya dapat membangkitkan rasa kepedulian kita sebagai manusia akan penderitaan kehidupan gajah. Bahwa kitalah sebagai manusia yang dapat melindungi mereka sebagai sesama ciptaan Tuhan.Setelah bertahan sekitar 5 tahun, dalam kondisi kaki kiri buntung akibat terkena jerat pemburu pada 2014, akhirnya Dita, sang Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatrensis) liar berakhir tragis. Ia ditemukan mati membusuk pada 7 Oktober 2019. Terjerembab di kubangan dalam usia 25 tahun.Dita diperkirakan telah mati 5 hari sebelum ditemukan bangkainya oleh warga. Dari hasil nekropsi yang dilakukan oleh Tim Medis Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, pada 8 Oktober 2019, secara umum menunjukkan penyebab kematian Dita adalah Septikemia/Sepsis (peradangan di seluruh tubuh karena infeksi).Sebelum ditemukan mati mengenaskan, sejak ditemukan pertama kali dengan kaki kiri depan buntung pada 2014, berbagai upaya medis telah dilakukan oleh BBKSDA Riau bersama dengan Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic) dan Himpunan Penggiat Alam (HIPAM) Divisi Konservasi Gajah.Salah satu upaya medis agar Dita bertahan hidup adalah dengan mengamputasi kakinya yang sudah membusuk akibat luka terkena jerat yang sudah berlangsung cukup lama. Pasca-amputasi, kondisinya terus dalam monitoring BBKSDA Riau.Ada hal menarik lain tentang kehidupan Dita. Ternyata Dita mempunyai sahabat, seekor Gajah betina bernama Seruni yang mempunyai anak seekor Gajah jantan bernama Bara yang sudah menginjak usia sekitar 10 tahun.Mereka berdualah yang kemudian selalu menemani Dita. Mereka selalu tolong-menolong, sebagai gajah jantan, selama ini, Bara sangat sigap membantu Dita. Bara selalu siap mendorong tubuh Dita untuk membantunya saat kesulitan untuk berjalan, begitu juga dengan Seruni yang juga turut menolongnya. Mereka terlihat sangat kompak.Di Hari Gajah Sedunia ini mungkin bisa membuat kita belajar lebih banyak tentang gajah, agar kita lebih peduli dengan kehidupan gajah.&nbsp;

Hari Gajah Sedunia, Yuk Mengingat Kisah 'Dita' Agar Kita Lebih Mencintai dan Menghargai Kehidupan Gajah

Berita Terkait

Berita Rekomendasi