New York, REQNews.com -- Penyelidik <a href="https://www.dailysabah.com/world/asia-pacific/un-report-reveals-systematic-torture-by-myanmar-security-forces">Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) </a>menemukan bukti nyata penyiksaan sistematis yang dilakukan Tatmadaw, julukan untuk tentara junta militer Myanmar, dan menyebut sejumlah pejabat senior yang bertanggung jawab.Mekanisme Investigsi Independen untuk Myanmar (IIMM), yang dibentuk tahun 2018 untuk menyelidiki pelanggaran hukum internasional, penyiksaan sistematis dilakukan dalam berbagai bentuk; pemukulan, sengatan listrik, pencekikan, bahkan pencabutan kuku pakai tang."Kami menemukan bukti signifikan dan kesaksian banyak orang yang menunjukan penyiksaan sistematis di fasilitas penahanan Myanmar," kata Nicholas Koumjian, kepala IIMM, dalam pernyataan yang menyertai laporan setebal 16 halaman.Seorang juru bicara junta militer Myanmar tidak segera menanggapi permintaan komentar. Ini bukan kali pertama pemerintah Myanmar diam ketika PBB memberi laporan. Sebelumnya, pemerintah Myanmar mengabaikan 24 permintaan komentar dari IIMM untuk informasi dan akses.Militer Myanmar mengatakan memiliki kewajiban menjamin perdamaian dan keamanan. Mereka membantah telah terjadi kekejaman dan menyalahkan teroris sebagai penyebab kerusuhan.Temuan dalam laporan itu, yang mencakup periode satu tahun yang berakhir 30 Juni 2025, didasarkan pada informasi 1.300 sumber, termasuk ratusan saksi mata, bukti forensik, dokumen, dan foto.Daftar pelaku yang diidentifikasi mencakup komandan tingkat tinggi. Juru bicara IIMM menolak menyebut salah satunya, dengan alasan penyelidikan masih berlangsung.Laporan ini juga menyatakan bahwa pasukan keamanan Myanmar dan kelompok bersenjata oposisi melakukan eksekusi singkat dalam konflik, dan IIMM mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab.Myanmar terjerumus ke dalam kekacauan sejak kudeta militer 2021, yang menggulingkan pemerintah sipil terpilih. Perang saudara tak terhindarkan. Etnis-etnis bersenjata juga bangkit melawan pemerintah.Puluhan ribu orang ditahan sejak kudeta, sebagai upaya membungkam lawan dan merekrut tentara. IIMM juga sedang menyelidiki pelanggaran HAM di Myanmar sejak 2011, termasuk kejahatan terhadap minoritas Mulsim Rohingya tahun 2017. &nbsp;

PBB Temukan Bukti Penyiksaan Sistematis yang Dilakukan Militer Myanmar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi