MATARAM, REQnews - Menarik royalti lagu dari berbagai lapisan seolah dilakukan oleh Lembaga Manajemen Kolektif Nasional<a href="https://www.reqnews.com/reqtv/914/kontroversi-royalti-suara-burung-lmkn-beri-penjelasan"> (LMKN).</a>&nbsp;Lembaga ini pun mendapatkan sorotan karena meminta royalty lagu dari kafe, restoran, dan saat ini diduga juga menyasar pengusaha hotel. Hal ini karena para pengusaha di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dikabrkan mendapatkan surat tagihan royalti lagu dari LMKN.Hal ini diketahui dari unggahan di media sosial Instagram dengan akun @nyinyir_update-official pada Selasa 12 Agustus 2025.&nbsp;Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) I Made Adiyasa dalam unggahan tersebut, mengungkapkan bahwa para pengusaha hotel kaget dengan adanya surat tagihan dari LMKN."Teman-teman hotel sudah disurati, karnea menurut LMKN, semua usaha yang menyediakan sarana hiburan seperti musik wajib (bayar royalti)," tulisnya.LMKN dinilai konsumen bisa memutar musik di TV yang disediakan di dalam kamar.&nbsp;"(Teman-teman di hotel) sudah komentar kalau hotel nggak mutar musik, tapi jawaban mereka (LMKN) kan di kamar ada Tv, Tv itu bsia dipakai mendengarkan musik oleh tamu. Itu argumen mereka (LMKN)," katanya.Warganet yang mengetahui hal ini pun berkomentar di media sosial.&nbsp;“JANGAN DIBAYA PLIS, BIAR MEREKA HEBOH SENDIRI. SEMUA SEPAKAT GA USAH BAYAR !! DAN GA USAH PEDULIIN LEMBAGA GA JELAS,” kata warganet.“Bubarkan LMKN , semua orang mendengarkan musik di dunia . Tp gak mereka doang yg berhak se enak nya,” kata warganet.&nbsp;&nbsp;

Geger! LMKN Tagih Royalti ke Pengusaha Hotel Gegara Konsumen Bisa Putar Lagu di TV Kamar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi