JAKARTA, REQnews - Mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono menuding ada peran ‘asing’ yang menunggangi aksi demonstrasi pada beberapa waktu lalu. Komentar ini pun menuai reaksi dari berbagai pihak sehingga namanya kembali dikaitkan dengan kasus pembunuhan aktivis HAM <a href="https://www.reqnews.com/read/profil/57974/dalang-kasus-kematianya-tak-pernah-terungkap-munir-terus-abadi-hingga-kini">Munir.&nbsp;</a>Salah satu akun media sosial yang mengunggah adanya dugaan keterlibatannya di dalam kasus pembunuhan Munir di pesawat Garuda Indonesia rute Jakarta-Amsterdam pada 7 September 2004. Pada akun Instagram @opinirakjat dan @imparsial, diunggah hasil dari Tim Pencari Fakta (TPF) pada tahun 2004.&nbsp;Terlihat pada dokumen tersebut, TPF menemukan adanya keterlibatan Badan Intelijen Negara (BIN) di era A.M Hendropriyono.&nbsp;“Pada tahap ini TPF mengidentifikasi adanya hubungan antara tersangka PBP dengan BIN pada masa itu,” demikian tulis laporan tersebut.&nbsp;TPF menduga adanya penyalahgunaan akses, jaringan dan kekuatan intelijen oleh para pejabatnya. Pada intinya TPF menyimpulkan bahwa terdapat pemufakatan jahat yang melibatkan pihak tertentu dalam pembunuhan Munir.&nbsp;“Pembunuhan Munir diduga kuat berhubungan dengan aktivitas Munir dalam pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia dan demokrasi termasuk kritik-kritik yang dilontarkan berkaitan dengan peran badan intelijen,” demikian tulis laporan tersebut.&nbsp;Maka TPF mendorong Presiden RI melalui Kapolri untuk memeriksa peran Indra Kurniawan, Ramelgia Anwar, A.M Hendropriyono, dan Muchdi PR, dan Bambang Irawan.&nbsp;Warganet pun meramaikan kolom media sosial dengan berkomentar.“Nanti ketemu di timbangan akhirat,” kata warganet.&nbsp;“Hendropriyono tak tersentuh,” kata warganet.&nbsp;“Gak heran dgn nama2 yg disebut di akhir kesimpulan...yg sukanya tuding2 asing sbg provokator...pdhl....dia sendiri adalah...,” kata warganet.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;

Ramai Seruan Antek Asing, Nama-nama Ini Kembali Terseret Kasus Munir

Berita Terkait

Berita Rekomendasi