New Delhi, REQNews.com -- Pemerintah negara bagian Odisha di timur India menghidupkan kembali tradisi abad ke-15, yaitu bermain musik, bernyanyi, dan menari, untuk mencegah dan menghentikan kebakaran hutan.Pramila Pradhan, salah satu penduduk di negara bagian Odisha, ditempatkan di garda depan dalam upaya menghidupkan lagi tradisi enam ratus tahun lalu ini. Pramila Pradhan adalah satu dari sedikit penduduk yang mewarisi tradisi itu.Ia tinggal di Distrik Keonjhar, wilayah yang secara ekologis berupa hamparan hutan tropis yang luas. Sebagian besar pohon menggugurkan daun selama musim kering, yang membuat wilayah itu rentah kebakaran hutan.Namun penyebab kebakaran adalah manusia. Penduduk membakar daun untuk mengumpulkan buah, tanaman obat, dan hasil bumi lain yang penting sebagai mata pencaharian. Penduduk percaya mambakar dedaunan akan membuat tanah lebih subur.Selama bertahun-tahun kebiasaan ini mengancam keanekaragaman hayati wilayah itu. Harimau, gajah, beruang sloth, dan kijang, adalah kekayaan hutan Odisha.Pejabat distrik tahu semua itu, dan merekrut orang-orang seperti Pramila Pradhan untuk menghentikan kebiasaan buruk penduduk, dan menghidupkan lagi 'sankirtan madali' -- kelompok lagu dan tari religi yang menyebarkan pesan."Saya bagian dari kelompok keagamaan yang menyebarkan pesan-pesan keagamaan," kata Pramila Pradhan kepada<a href="https://www.arabnews.com/node/2614655/offbeat"> Arab News.</a> "Dulu saya berpindah dari satu ke lain desa untuk bernyanyi dan menari. Kini saya fokus menyebarkan pesan tentang kebakaran hutan."Didorong suaminya, ibu dua anak itu memimpin 14 perempuan dan dua laki-laki Desa Murgapahadi tampil dengan drum dan alat perkusi kecil, menari dan bernyanyi dalam bahasa daerah dan menambahan lirik-lirik religi tentang konservasi hutan."Saya bahagia menjadi bagian misi menyelamatkan hutan, yang melindungi kita, dan menjadi urat nadi kehidupan kita," lanjut Pramila. "Kita tidak dapat membayangkan keberadaan kita tanpa hutan."Kampanye dan peran Pramila Pradhan diakui PM India Narendra Modi, yang dalam pidato radio bulanan akhir Juli lalu menyebut perempuan ini sebagai inspirasi. Modi mengatakan Pramila adalah penyanyi Odisha yang melantunkan mantra untuk perlindungan lingkungan. Reformasi SosialKelompok vokal dan penari sankirtan mandalis berawal dari gerakan Bhakti, sebuah reformasi sosial dan keagamaan, abad ke-15 di India timur. Sankirtan Mandalis kemudian melekat dalam kehidupan keagamaan di desa-desa, khususnya di Odisha dan Bengal, tapi tidak lagi umum di masa sekarang.Dinas Kehutanan Odisha menghidupkan kembali tradisi ini sebagai bagian menggugah kesadaran masyarakat."Kami berpikir untuk menghidupkan lagi bentuk kesenian yang sekarat ini di setiap desa dengan menggunakan dana kesadaran masyarakat," kata Dhanraj Hanumant Dhamdhere, petugas kehutanan Distrik Keonjhar. "Kami pikir tidak ada yang dapat menyebarkan pesan perlunya mencegah dan menghentikan kebiasaan membakar hutan lebih baik dari mereka."Pesan-pesan yang disampaikan lewat lagu memberikan dampak. Orang-orang merasa lebih terhubung ketika mendengar kelompok budaya mereka membawakan pesan dalam bahasa yang mereka mengerti.Saat ini terdapat 80 kelompok budaya sankirtan mandalis di Keonjhar, dan mereka masih bekerja di desa-desa dengan riwayat kebakaran hutan. Mereka tak henti membawa pesan pentingnya menjaga hutan.Keterlibatan kelompok vokal dan penari ini mengurangi sekitar 60 persen insiden kabakaran hutan di sekitar Keonjhar, dari 1.772 pada tahun 2023 menjadi 727 tahun 2025."Jika kami tidak mendapatkan kerja sama dari masyarakat, kami tidak akan berhasil," kata Dhamdhere.

Di India, Penduduk Desa Bermain Musik untuk Menghentikan Kebakaran Hutan

Berita Terkait

Berita Rekomendasi