JAKARTA, REQnews - Bareskrim Polri menangkap dan menetapkan dua orang tersangka kasus penganiayaan dan penelantaran anak berinisial MK (7) yang ditemukan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (Jaksel).&nbsp; Direktur PPA dan PPO Bareskrim Polri, Brigjen Nurul Azizah menyebut penetapan tersangka dilakukan berdasarkan alat bukti lengkap, berupa keterangan saksi, hasil visum et repertum, keterangan ahli, serta sejumlah barang bukti lainnya.&nbsp; Nurul mengatakan bahwa dua tersangka tersebut yaitu ibu kandung MK berinisial SNK (42) dan seorang berinisial EF alias YA (40) atau yang kerap dipanggil oleh korban dengan sebutan 'Ayah Juna'.&nbsp; "Kami sangat prihatin atas penderitaan yang dialami korban. Ini adalah bentuk kekerasan yang sangat keji dan tidak berperikemanusiaan," kata Nurul dikutip pada Jumat 12 September 2025.&nbsp; Jenderal bintang satu Polri itu menyebut pihaknya berkomitmen akan memproses kasus tereebut secara tegas tanpa kompromi terhadap para pelaku.&nbsp; Ia mengatakan proses penyelidikan kasus ini dilakukan dengan mengedepankan keadilan hukum terhadap korban, serta perlindungan dan pemulihan menyeluruh.&nbsp; Lebih lanjut, Nurul menjelaskan bahwa dalam proses pemeriksaan, korban juga turut didampingi pekerja sosial. Mirisnya, berdasarkan keterangannya korban mengungkap kerap disiksa oleh EF alias YA.&nbsp; Kedua pelaku disebut kerap memukul, menendang, membanting, menyiram bensin dan membakar wajah korban di sawah. Korban juga dipukul dengan kayu hingga tulangnya patah, membacok dengan golok, hingga menyiram tubuh korban dengan air panas.&nbsp; Tak hanya itu, Nurul mengatakan korban mengaku bahwa sang ibu juga turut mengetahui perbuatan pelaku dan setuju meninggalkan sang anak di Jakarta.&nbsp; "Dalam kesaksiannya, korban dengan lirih berkata, 'Aku tidak mau bertemu Ayah Juna, aku mau dia dikubur dan dikasih kembang'," kata Nurul.&nbsp; Ia menyebut bahwa kesaksian korban diperkuat oleh saudara kembarnya berinisial SF yang menjadi saksi kunci. Selain itu, tersangka EF alias YA telah mengakui perbuatannya, sementara SNK juga mengakui perannya dalam penelantaran korban.&nbsp; Saat ini, kedua pelaku telah resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan untuk proses hukum lebih lanjut.&nbsp; Kedua tersangka dijerat dengan Pasal 76B jo 77B dan Pasal 76C jo 80 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, serta Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan berat. Ancaman hukuman maksimal adalah 8 tahun penjara dan denda hingga Rp100 juta.&nbsp; Nurul menegaskan, kasus ini menjadi pengingat bahwa kekerasan terhadap anak sering kali terjadi bukan di jalanan, melainkan di rumah sendiri.&nbsp; "Ruang keluarga seharusnya menjadi tempat paling aman bagi seorang anak. Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli, lebih peka, dan berani melapor bila melihat atau mendengar dugaan kekerasan terhadap anak. Perlindungan anak bukan hanya tugas Polri, tetapi tanggung jawab kita semua," ujarnya.&nbsp; Diketahui, sebelumnya anak perempuan berinisial MK (7) ditemukan dalam kondisi lemas tergeletak di lantai kios Ramayana Pasar Kebayoran Lama Utara beberapa waktu lalu.&nbsp;&nbsp; Kondisi tubuhnya pun kurus dan banyak luka bakar di wajahnya, serta ada luka terbuka di kakinya. Korban lalu dievakuasi oleh petugas Satpol PP dan dibawa ke Puskesmas Cipulir 2, Jakarta Selatan.&nbsp;&nbsp; Anak perempuan itu diduga menjadi korban penganiayaan oleh ayahnya di Surabaya lalu dibawa dan ditinggalkan di Jakarta.     Usai dari Puskesmas Cipulir 2, korban dipindahkan ke RSUD Kebayoran Lama hingga kemudian dirujuk ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk menjalani perawatan intensif.&nbsp;&nbsp; Saat ini, kasus tersebut ditangani oleh Direktorat PPA-PPO Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya, dan Polres Metro Jakarta Selatan.

Bareskrim Tangkap Ortu Bocah Korban Penyiksaan di Pasar Kebayoran Lama

Berita Terkait

Berita Rekomendasi