JAKARTA, REQnews - Kejaksaan Agung (Kejagung) menyita sejumlah aset milik mantan pejabat Mahkamah Agung (MA) Zarof Ricar terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) senilai Rp35 miliar.&nbsp; Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna mengatakan bahwa aset tersebut berupa dua bidang tanah dan bangunan serta lima bidang tanah kosong yang terletak di Pekanbaru, Riau.&nbsp; "Penyidik Kejaksaan Agung telah melaksanakan penyitaan dan pemasangan plang sita terhadap sejumlah aset milik tersangka ZR yang berada di Kota Pekanbaru, Riau, pada Rabu, 10 September 2025," kata Anang dalam keterangannya pada Jumat 19 September 2025.&nbsp; Anang mengatakan bahwa seluruh tanah yang disita bukan atas nama Zarof, namun atas nama anak-anaknya.&nbsp; Ia menjelaskan bahwa dua bidang tanah dan bangunan yang di sita terletak di Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau atas nama anak Zarof yang berinisial RBP.&nbsp; Lalu, ada tiga bidang tanah kosong yang juga terletak di kecamatan yang sama atas nama anak Zarof lainnya yang berinisial DCA.&nbsp; Selanjutnya, terdapat dua bidang tanah kosong lainya terletak di Kecamatan Bina Widya, Pekanbaru, Riau atas nama anak Zarof berinisial RBP.&nbsp; "Total keseluruhan aset yang disita mencapai 13.362 meter persegi atau setara dengan 1,362 hektare dan dengan nilai estimasi yang disita dari tujuh aset tersebut diperkirakan sekitar Rp 35,182 miliar," kata Anang.&nbsp; Diketahui, penyidik Direktorat Jampidsus Kejagung sebelumnya telah menetapkan Zarof Ricar sebagai tersangka dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada 28 April 2025.&nbsp; Penetapan Zarof sebagai tersangka TPPU berawal dari kasus suap dan gratifikasi terkait pengurusan vonis bebas Gregorius Ronald Tannur dalam kasus tewasnya Dini Sera Afrianti.&nbsp; Dalam perkara awal, Zarof telah divonis hukuman 16 tahun penjara dan dinyatakan bersalah melakukan permufakatan jahat dan menerima gratifikasi terkait vonis bebas Gregorius Ronald Tannur dalam kasus kematian Dini Sera Afrianti.&nbsp; Kemudian, Pengadilan Tinggi Jakarta pun memperberat hukuman Zarof Ricar menjadi 18 tahun penjara. Hakim pada tingkat banding menyatakan perbuatan Zarof mengakibatkan prasangka buruk seolah-olah hakim mudah disuap dan diatur menggunakan uang.&nbsp; Hakim pada tingkat banding juga menyatakan Zarof tidak bisa membuktikan sumber duit Rp 915 miliar dan emas logam mulia 51 kg. Dalam putusan banding ini, Zarof juga dihukum membayar denda Rp 1 miliar subsider 6 bulan kurungan.&nbsp; Zarof bersama Lisa Rachmat dan Isodorus Iswardojo juga ditetapkan sebagai tersangka suap dan permufakatan jahat pada kasus di Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2003-2005 pada Rabu 9 Juli 2025 lalu.&nbsp; Mereka diduga bersepakat melakukan suap di tingkat banding dalam pengurusan perkara di Pengadilan Tinggi Jakarta. Atas bukti-bukti yang ditemukan terkait suap tersebut, ketiganya ditetapkan sebagai tersangka.&nbsp; Pada tingkat Pengadilan Tinggi nilai suap mencapai Rp 6 miliar, sementara pada tingkat kasasi sebesar Rp 5 miliar.

Kejagung Sita Aset Terkait Dugaan TPPU Zarof Ricar Senilai Rp35 Miliar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi