JAKARTA, REQNews&nbsp; - &nbsp;Salah satu tersangka dugaan kasus <a href="https://www.reqnews.com/read/news/89784/penjarahan-rumah-uya-kuya-seorang-ibu-52-tahun-dapat-restorative-justice">penghasutan penjarahan</a> terkait kerusuhan akhir Agustus 2025 lalu yang bernama Sayful Bahri merupakan simpatisan Front Persaudaraan Islam (FPI).Kepala Bareskrim Polri, Komjen Syahardiantono mengatakan, Sayful ditangkap karena diduga kuat menghasut massa untuk melakukan penjarahan rumah pejabat dan tokoh publik.Bahkan Sayful pernah menjabat Sekretaris <a href="http://www.reqnews.com/read/news/75057/periksa-2-hakim-agung-kpk-dalami-putusan-perkara-km-50-laskar-fpi">FPI </a>di wilayah Sulsel.“Saudara Sayful Bahri merupakan simpatisan dari ormas FPI yang pernah menjabat sebagai Sekretaris FPI Sulsel di <a href="http://www.reqnews.com/read/news/90225/mencekam-tawuran-antarwarga-di-makassar-berlangsung-berharihari-5-rumah-terbakar-satu-mobil-hangus">Makassar</a>,” kata Syahardiantono dalam konferensi pers, Rabu 24 September 2025.Selain itu, Sayful juga disebut mengelola akun medsos provokatif seperti Nannu dan Bambu Runcing, serta membentuk grup WhatsApp dengan nama Kopihitam yang kemudian berganti menjadi BEM RI hingga ACAB#1312. &nbsp;Grup tersebut dipakai untuk menyebarkan hasutan yang memicu amarah massa.&nbsp; Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, penahanan terhadap Sayful berbeda dengan klaster kasus penghasutan yang menjerat Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen.Turut diketahui, total sudah 52 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penjarahan rumah pejabat selama tragedi kerusuhan terjadi pada akhir Agustus 2025 lalu.&nbsp;

Simpatisan FPI Jadi Salah Satu Tersangka Pengahasutan Penjarahan

Berita Terkait

Berita Rekomendasi