JAKARTA, REQnews - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (Dittipid PPA &amp; PPO) Bareskrim Polri mempertemukan anak AMK (9) dengan ayah kandung dan saudara kembarnya.&nbsp; Diketahui, bahwa AMK merupakan bocah korban penganiayaan yang ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan oleh ibunya berinisial SNK (42) dan pasangan sesama jenisnya EF alias YA atau yang kerap dipanggil oleh korban dengan sebutan 'Ayah Juna'.&nbsp; Dirtipid PPA-PPO Bareskrim Polri Brigjen Nurul Azizah mengatakan kasus tersebut menjadi bukti nyata keseriusan Polri dalam melindungi anak dan menegakkan hukum secara berkeadilan.&nbsp; "Penyidik berhasil mengungkap kasus penuh kebiadaban yang dilakukan oleh EF alias YA bersama SNK, sekaligus menemukan identitas keluarga korban dan mempertemukannya kembali dengan ayah kandung serta saudara kembarnya," kata Nurul dalam keterangannya dikutip pada Sabtu 27 September 2025.&nbsp; Pertemuan penuh haru tersebut berlangsung di sebuah panti sosial pada Jumat (26/9) dan difasilitasi langsung oleh penyidik Dittipid PPA &amp; PPO bersama pendamping dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) serta Dinas Sosial.&nbsp; “Ini bukan hanya perkara hukum, tapi juga soal kemanusiaan. Kami berkomitmen memberikan keadilan dan memastikan korban kembali ke lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang,” kata Nurul.&nbsp; Ia menjelaskan bahwa penyidikan kasus AMK diawali dari kondisi anak yang menjadi korban kekerasan berat oleh pasangan pelaku EF alias YA dan SNK.&nbsp; "Dari hasil penyelidikan, diketahui korban kerap disiksa dan bahkan dibakar di area kebun tebu Sidoarjo," kata jenderal bintang satu Polri itu.&nbsp; Sementara itu, dalam rekonstruksi yang dipimpin langsung oleh Kasubdit II Anak Dittipid PPA &amp; PPO, Kombes Pol Ganis Setyaningrum, penyidik memperlihatkan bagaimana tindak kekerasan dilakukan secara berulang.&nbsp; Proses rekonstruksi tersebut juga turut diawasi oleh pengawasan Dirtipid PPA &amp; PPO sebagai bentuk transparansi penegakan hukum.&nbsp; “Setiap langkah penyidikan kami pastikan akuntabel dan berpihak pada korban. Kami ingin menunjukkan bahwa tidak ada ruang bagi pelaku kekerasan terhadap anak,” tambahnya.&nbsp; Menurutnya, penemuan identitas keluarga AMK bukan hal mudah. Berangkat hanya dari potongan ingatan sang anak tentang sekolah dan gurunya, penyidik melakukan penelusuran intensif lintas kota mulai dari Jakarta, Surabaya, hingga Sidoarjo.&nbsp; Dari hasil penyelidikan mendalam,Nurul menyebut bahwa akhirnya diketahui bahwa AMK adalah anak kandung dari SG, dan memiliki saudara kembar bernama ASK yang masih tinggal bersama keluarga besar.&nbsp; Sementara itu, kedua pelaku kekerasan yaitu EF alias YA dan SNK, kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Bareskrim Polri.&nbsp; “Kerja keras penyidik ini adalah bukti nyata hadirnya negara dalam melindungi anak. Tidak hanya penegakan hukum, tetapi juga memastikan anak kembali ke keluarga yang benar,” kata Nurul.&nbsp; Selain proses hukum, AMK juga mendapat pendampingan psikologis, medis, dan sosial secara intensif. Pemerintah melalui KemenPPPA, Kemensos, dan Dinas Sosial menyiapkan berbagai bentuk dukungan seperti bantuan pendidikan, kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan), serta pendampingan psikososial jangka panjang.&nbsp; Menurutnya, langkah ini menjadi bagian dari pemulihan menyeluruh agar AMK dapat melanjutkan hidup dalam lingkungan yang sehat, aman, dan penuh kasih sayang.&nbsp; Melalui kasus ini, Polri mengingatkan masyarakat untuk tidak abai terhadap tanda-tanda kekerasan di sekitar. Keterlibatan aktif masyarakat sangat penting untuk mencegah kekerasan serupa terjadi.&nbsp; “Satu laporan Anda bisa menyelamatkan nyawa seorang anak. Jangan pernah diam. Anak adalah amanah bangsa, berhak tumbuh dalam kasih sayang, bukan dalam kekerasan,” ujar Nurul.&nbsp; Polri menyatakan kasus AMK menjadi potret nyata komitmen Dittipid PPA &amp; PPO Bareskrim Polri dalam melaksanakan penegakan hukum yang berpihak pada korban serta menjunjung nilai kemanusiaan.&nbsp; Ia memastikan bahwa penegakan hukum tidak hanya berhenti pada penindakan pelaku, tetapi juga memastikan hak-hak korban terpenuhi, termasuk perlindungan, pemulihan, dan dukungan sosial.&nbsp; "Dengan kolaborasi lintas lembaga, Polri akan terus memperkuat sistem perlindungan anak di Indonesia agar setiap anak mendapatkan kesempatan tumbuh dalam lingkungan yang aman dan bermartabat," ujarnya.

Penyidik Dittipid PPA-PPO Pertemukan Bocah AMK dengan Ayah Kandung dan Kembarannya

Berita Terkait

Berita Rekomendasi