JAKARTA, REQNews – Unit Reserse Kriminal Polsek Metro <a href="https://www.reqnews.com/read/news/88344/geger-seorang-pemuda-tewas-bersimbah-darah-di-tanah-abang">Tanah Abang</a> yang dipimpin Komisaris Polisi Martua Malau mengungkap kasus penimpuan penerimaan calon polisi yang dilakukan seorang pria berinisial AR (31).AR diduga menggasak uang korban hingga Rp750 juta dengan iming-iming bisa membantu meloloskan <a href="https://www.reqnews.com/read/news/64512/cegah-calo-di-rekrutmen-calon-anggota-jalur-bintara-as-sdm-polri-buka-hotline-di-nomor-ini">seleksi calon anggota Polri.</a>Korban berinisial A (30), warga <a href="https://www.reqnews.com/read/news/89641/pelajar-asal-tangerang-yang-luka-serius-di-kepala-saat-demo-rusuh-di-jakarta-meninggal-dunia">Tangerang</a>, melapor karena merasa tertipu atas ulah AR.A mengaku mengenal AR sejak Februari 2025 di kawasan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat.Saat itu, AR mengaku sebagai staf anggota Komisi III DPR RI yang bisa 'mengatur' kelulusan seleksi kepolisian. Tanpa curiga, korban mentransfer uang secara bertahap hingga total mencapai Rp750 juta.Namun hingga proses seleksi selesai, tak satu pun anggota keluarganya lolos menjadi polisi. Merasa ditipu, korban akhirnya melapor ke polisi pada 12 Oktober 2025.“Modus seperti ini mencoreng nama baik institusi. Kami tidak akan mentolerir siapa pun yang memanfaatkan posisi atau pengaruh untuk keuntungan pribadi dalam proses seleksi anggota Polri,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Susatyo Purnomo Condro, Selasa, 14 Oktober 2025.Susatyo menegaskan Polri tidak mengenal jalur khusus maupun pembayaran apa pun dalam seleksi penerimaan.“Seleksi Polri itu murni, gratis, dan transparan. Kalau ada yang menjanjikan bisa meluluskan dengan uang, itu sudah pasti penipuan,” kata dia.Tersangka AR dibekuk di wilayah Jakarta Pusat, bersama barang bukti berupa dokumen mutasi rekening, percakapan WhatsApp, dan satu buah flashdisk. Saat ini tersangka sudah ditahan untuk penyidikan lebih lanjut.Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dan/atau Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.

Pria Ngaku Staf DPR Raup Rp750 dari Hasil Tipu-tipu Bisa Bantu Masuk Polisi

Berita Terkait

Berita Rekomendasi