SUMATERA SELATAN, REQnews - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Selatan (Sumsel) menetapkan enam tersangka dalam kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas kredit dari salah satu bank BUMN kepada PT BSS dan PT SAL yang merugikan negara hingga Rp 1,18 triliun.&nbsp; “Para tersangka sebelumnya telah diperiksa sebagai saksi. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan gelar perkara, penyidik menyimpulkan telah cukup bukti untuk meningkatkan status mereka menjadi tersangka,” kata Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan, Ketut Sumedana dalam keterangannya pada Rabu 12 November 2025.&nbsp; Ia mengatakan bahwa para tersangka tersebut yaitu ada WS selaku Direktur PT BSS sejak 2016 sekaligus Direktur PT SAL sejak 2011, MS selaku Komisaris PT BSS periode 2016 sampai 2022, DO selaku Junior Analis Kredit Grup Analis Risiko Kredit Divisi Kantor Pusat bank pelat merah tahun 2013.&nbsp; Kemudian, ada ED selaku Account Officer atau Relationship Manager Divisi Agribisnis tahun 2010 sampai 2012, ML selaku Junior Analis Kredit tahun 2013 dan RA selaku Relationship Manager Divisi Agribisnis tahun 2011 sampai 2019.&nbsp; Selanjutnya, lima tersangka langsung dilakukan penahana selama 20 hari ke depan sejak Senin 10 November 2025 hingga 29 November 2025.&nbsp; Ketua menjelaskan bahwa terhadap tersangka MS, DO, ED, dan RA ditahan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Palembang, dan tersangka ML ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIb Merdeka Palembang.&nbsp; "Untuk tersangka WS belum dilakukan penahanan karena sedang dalam perawatan di salah satu rumah sakit," katanya.&nbsp; Lebih lanjut, Ketut menjelaskan bahwa kasus tersebut berawal pada tahun 2011 ketika PT BSS mengajukan kredit investasi kebun inti dan plasma senilai Rp 760,8 miliar.&nbsp; Lalu, PT SAL dua tahun kemudian mengajukan kredit investasi pembangunan kebun kelapa sawit senilai Rp 677 miliar ke kantor pusat bank yang sama di Jakarta. Dalam proses tersebut, tim analis kredit diduga memasukkan data yang tidak benar dalam memorandum analisis kredit.&nbsp; "Sehingga menyebabkan pemberian kredit tersebut bermasalah seperti syarat agunan, pencairan plasma dan kegiatan Pembangunan kebun yang tidak sesuai tujuan pemberian kredit," katanya.&nbsp; Selanjutnya, PT BSS dan PT SAL juga mendapatkan tambahan fasilitas kredit untuk pembangunan pabrik minyak kelapa sawit dan modal kerja, dengan plafon Rp 900,6 miliar untuk PT BSS dan Rp 862,2 miliar untuk PT SAL. Namun, seluruh fasilitas kredit itu kini berstatus macet atau kolektabilitas lima.&nbsp; "Dari hasil penyelidikan, estimasi total kerugian negara mencapai Rp 1,68 triliun. Setelah dikurangi nilai aset yang telah disita dan dilelang senilai Rp 506,15 miliar, total kerugian negara yang tersisa diperkirakan Rp 1,18 triliun,” kata Ketut.&nbsp; Atas perbuatannya itu, para tersangka dijerat Pasal 2 ayat (1) juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 64 KUHP; atau Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 64 KUHP.&nbsp; “Hingga kini, penyidik telah memeriksa sedikitnya 107 saksi terkait perkara tersebut,” ujarnya.

Kejati Sumsel Tetapkan 6 Tersangka Dugaan Korupsi Kredit Bank BUMN, Rugikan Negara Rp1,18 Triliun!

Berita Terkait

Berita Rekomendasi