JAKARTA, REQnews - Kortas Tipikor Polri menerima laporan hasil pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI terkait perhitungan kerugian negara kasus korupsi proyek di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI yang merugikan negara Rp 645 miliar. "Dengan temuan telah terjadi kerugian negara sebesar Rp 645 miliar," kata Kakortas Tipikor Polri Irjen Cahyono Wibowo dalam keterangannya dikutip pada Minggu 23 November 2025.&nbsp; Cahyono mengatakan bahwa hasil laporan investigatif itu diserahkan oleh auditor BPK kepada penyidik Kortas Tipikor Polri pada Rabu 19 November 2025. Nantinya, laporan audit tersebut digunakan sebagai salah satu barang bukti di kasus tersebut.&nbsp; "Selanjutnya, penyidik Kortas Tipikor Polri akan menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan Investigatif untuk kepentingan penyidikan," katanya.&nbsp; Ia menyebut bahwa Kortas Tipikor Polri berkomitmen untuk terus menindak tindak pidana korupsi. Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk melakukan penindakan.&nbsp; "Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dan Kortas Tipikor Polri berkomitmen untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin dengan baik selama ini dalam rangka untuk bersama-sama melaksanakan pemberantasan tindak pidana korupsi," kata dia.&nbsp; Sebagai informasi, dugaan korupsi itu terkait proyek pengembangan dan modernisasi Pabrik Gula Djatiroto PTPN XI terintegrasi engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC) pada 2016.&nbsp; Dalam kasus tersebut, Kortas Tipikor Polri telah menetapkan dua orang sebagai tersangka terkait kasus itu.&nbsp; Kedua tersangka yaitu ada Direktur Utama PTPN XI Dolly Pulungan serta mantan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis PTPN XI Aris Toharisman, yang diduga telah menjalankan proyek tanpa sesuai studi kelayakan.&nbsp; Kasus korupsi ini berawal pada 2015 saat PTPN XI mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 650 miliar dari Kementerian BUMN. Total anggaran Rp 650 miliar itu lalu diperuntukkan PTPN XI untuk pabrik gula yang ada di bawah kendalinya yaitu Pabrik Gula Djatiroto sebesar Rp 400 miliar dan Pabrik Gula Asembagoes sebesar Rp 250 miliar.&nbsp; Sementara itu, khusu Pabrik Gula Djatiroto, PTPN XI memanfaatkan anggaran tersebut untuk proyek pengembangan dan modernisasi Pabrik Gula Djatiroto PTPN XI terintegrasi engineering, procurement, construction, and commissioning tahun 2016.&nbsp; Nilai proyek itu sebesar Rp 871 miliar di mana KSO PT Hutama Karya-PT Eurroasiatic-uttam Sucrotech PVT.LTD (KSO HEU) ditunjuk sebagai pelaksana proyek.&nbsp; Dalam pelaksanaan proyek itu PTPN XI mengalami kekurangan anggaran. Cahyono mengatakan PTPN XI lalu mengajukan kredit tambahan ke Bank BRI sebesar Rp 271 miliar dan PT Sarana Multi Infrastruktur sebesar Rp 200 miliar.

Kortas Tipikor Polri Sebut Kerugian Negara Kasus Korupsi PTPN XI Capai Rp645 Miliar!

Berita Terkait

Berita Rekomendasi