JAKARTA, REQNews &nbsp;&nbsp;— Status baru <a href="http://www.reqnews.com/read/news/91841/bangga-insiden-kemanusian-kala-pemadam-kebakaran-jakarta-menolong-warga-singapura">Jakarta </a>kembali menegaskan betapa cepatnya dunia berubah. Dalam laporan World Urbanization Prospects 2025, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menempatkan Jakarta sebagai kota terpadat di dunia, dengan populasi mencapai 42 juta jiwa pada tahun ini. Angka itu menempatkan Jakarta di atas Dhaka (Bangladesh) dan Tokyo (Jepang) yang selama ini dikenal sebagai raksasa kepadatan penduduk.Laporan yang dirilis oleh Departemen Ekonomi dan Sosial <a href="http://www.reqnews.com/read/news/91729/tni-siapsiap-ke-gaza-usai-dapat-sinyal-hijau-dari-pbb">PBB </a>tersebut menyoroti lonjakan urbanisasi global yang berlangsung sejak pertengahan abad ke-20. Kota-kota kini menampung 45 persen dari populasi dunia, yang totalnya mencapai 8,2 miliar jiwa. Bandingkan dengan tahun 1950, ketika hanya 20 persen penduduk dunia tinggal di kawasan urban.Urbanisasi yang pesat melahirkan fenomena “megakota”, kawasan metropolitan dengan lebih dari 10 juta penduduk. Pada 1975 hanya ada delapan megakota. Kini jumlahnya melonjak empat kali lipat menjadi 33 megakota, lebih dari separuhnya berada di Asia.Dalam daftar terbaru itu, Jakarta menempati posisi pertama dengan 42 juta jiwa, disusul Dhaka dengan 40 juta jiwa, dan <a href="http://www.reqnews.com/read/news/88337/viral-jepang-bakal-blacklist-pekerja-indonesia-begini-penjelasan-kbri-tokyo">Tokyo </a>dengan 33 juta jiwa. Ketiganya mencerminkan tren urbanisasi Asia yang sangat agresif dalam dua dekade terakhir.Menjadi kota terpadat di dunia membawa implikasi besar. Jakarta menghadapi tekanan berat pada infrastruktur, transportasi, ruang hunian, hingga kualitas udara dan sanitasi. Di banyak titik, kepadatan ekstrem membuat jarak antarwilayah semakin cair, batas administrasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) kian tidak jelas dalam kehidupan sehari-hari.Urbanisasi pesat juga memicu bertambahnya permintaan layanan dasar mulai dari air bersih, listrik, hingga layanan kesehatan, yang sering kali tidak tumbuh secepat jumlah penduduk.Menurut Worldometer, populasi Indonesia pada 2025 mencapai 286 juta jiwa, menjadikannya negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia. Kepadatan Jakarta menjadi cermin dinamika demografis itu, migrasi, pembangunan kawasan pinggiran, dan pertumbuhan ekonomi terpusat mendorong arus masuk manusia ke ibu kota tanpa henti.Meski pemerintah tengah mendorong pemindahan pusat pemerintahan ke Ibu Kota Nusantara (IKN), laporan PBB ini menunjukkan bahwa Jakarta tetap menjadi magnet urbanisasi terbesar di Asia Tenggara dan kini, di seluruh dunia.Pertanyaan ke depan, apakah kota berpenduduk 42 juta jiwa ini masih dapat bernafas di tengah laju urbanisasi yang tak menunjukkan tanda melambat?

PBB Nobatkan Jakarta sebagai Kota Terpadat di Dunia 2025

Berita Terkait

Berita Rekomendasi