WASHINGTON, REQNews - Presiden Amerika Serikat <a href="http://www.reqnews.com/read/news/91219/pelaku-percobaan-pembunuhan-donald-trump-minta-dihukum-mati-di-negara-yang-izinkan-bunuh-diri">Donald Trump</a> kembali menyalakan bara kontroversi. Dalam komentarnya pekan ini, Trump menyebut imigran Somalia sebagai “sampah” dan menuduh mereka bergantung pada jaring pengaman sosial tanpa memberikan kontribusi berarti bagi <a href="http://www.reqnews.com/read/news/91009/kanada-bakal-kurangi-ketergantungan-pada-amerika-serikat">Amerika Serikat</a>. Ucapan yang merendahkan itu menambah panjang daftar serangannya terhadap diaspora Somalia, komunitas yang sejak 1990-an tiba di Minnesota dan sejumlah negara bagian lain sebagai pengungsi perang.Pernyataan itu datang hanya beberapa hari setelah pemerintahannya menghentikan seluruh keputusan suaka, menyusul penembakan dua tentara Garda Nasional di Washington. Meski tersangka berasal dari Afghanistan, Trump memperluas tuduhan dengan menyasar imigran dari negara lain termasuk <a href="http://www.reqnews.com/read/news/85240/negaranegara-arab-mengecam-insiden-percobaan-pembunuhan-presiden-somalia">Somalia </a>tanpa membedakan warga negara dan bukan warga negara.“Mereka tidak berkontribusi apa pun. Saya tidak ingin mereka ada di negara kita,” kata Trump pada Selasa 2 Desember 2025. Ia melanjutkan dengan nada menghina: “Negara Anda busuk, dan kami tidak ingin mereka ada di negara kami.”Serangannya kembali menyinggung Ilhan Omar, anggota DPR dari Partai Demokrat kelahiran Somalia, yang kerap menjadi sasaran retorikanya. Di hadapan wartawan, Trump menyatakan, “Kita akan memilih jalan yang salah jika kita terus menerima sampah ke negara kita. Ilhan Omar sampah. Dia sampah. Teman-temannya sampah.”Trump juga berjanji mengakhiri perlindungan hukum sementara bagi warga Somalia di Minnesota sebuah ancaman yang langsung memicu kecemasan di komunitas imigran negara bagian itu. Namun sejumlah pakar imigrasi mempertanyakan kewenangan hukum Gedung Putih dalam menerapkan arahan tersebut.Penolakan bermunculan. Pemimpin negara bagian hingga akademisi menyebut langkah itu bukan hanya bermasalah secara hukum, tapi juga bagian dari upaya menebar kecurigaan terhadap komunitas Somalia. Di Minnesota, yang menjadi rumah bagi puluhan ribu imigran Somalia, dampaknya sebenarnya hanya mengenai sebagian kecil populasi, menurut laporan untuk Kongres pada Agustus lalu, hanya 705 warga Somalia di seluruh negeri yang masuk dalam kategori Status Perlindungan Sementara.Namun retorika itu sudah terlanjur menimbulkan luka baru menambah beban komunitas yang bertahun-tahun berusaha menata diri sekaligus menghadapi gelombang sentimen yang kerap dinyalakan dari podium kekuasaan.

Sadis! Trump Sebut Imigran Somalia Sampah Tak Diinginkan di AS

Berita Terkait

Berita Rekomendasi