JAKARTA, REQnews &ndash; Buat yang ingin menjadi entepreuner kisah sukses dari pebisnis jamu Nyonya Meneer bisa dijadikan pelajaran. Dari perusahaan yang terkenal sampai mancanegara hingga jatuh merugi miliaran rupiah.
Nyonya Meneer mempunyai nama lahir Lauw Ping Nio, ia sukses membangun perusahaan jamu dari tahun 1919 sampai tahun 2017 sebelum Pengadilan Negeri (PN) Semarang menyatakan pailit pada perusahaan legendaris Nyonya Meneer.
Nama &lsquo;Meneer&rsquo; punya cerita unik waktu ia masih di dalam kandungan. Saat itu ibunya ngidam menir, yaitu butiran beras kecil yang tidak ikut tersaring saat diayak. Ketika sudah lahir ia selalu dipanggil Menir yang dalam ejaan bahasa Belanda menjadi Meneer.
Meneer anak ketiga&nbsp; dari lima bersaudara yang tinggal dan lahir di kota Sidoarjo tahun 1895. Saat usianya baru mencapai 17 tahun, ia dipersunting oleh Ong Bian Wan pemuda asal Semarang yang bekerja sebagai pedagang.
Pernikahannya itu mengubah kehidupan Meneer 180 derajat. Suaminya, Ong Bian menderita sakit pada bagian perut yang tidak kunjung sembuh meskipun sudah melakukan pengobatan ke sana-kemari.
Lalu terbesit dalam ingatannya untuk membuatkan suaminya jamu racikan turun menurun keluarganya. Meneer rutin memberikan jamu tersebut hingga sebulan penuh. Setelah sebulan, suaminya sembuh dan tidak merasakan sakit lagi.
Pulihnya suami Meneer terdengar oleh tetangga dan kerabat terdekat, &nbsp;kemudian banyak yang meminta dibuatkan jamu racikan. Semakin hari tambah banyak yang memesan jamu racikan Meneer hingga suaminya berinisiatif membuka toko jamu.
Ketikan usahanya mulai berkembang suaminya kembali sakit, tapi kali ini kematian menghampirinya. Jadilah Meneer sebagai single parent yang harus mendidik dan membesarkan keempat anaknya.
Ciri khas penjualan jamu Nyonya Meneer adalah foto dirinya yang selalu ada di setiap produk. Ternyata sejarahnya, saat itu Meneer tidak bisa membagi waktu antara perusahaan dan merawat keempat anak-anaknya.
Maka dari itu ia meletakan foto agar pelanggannya percaya bahwa itu asli jamu racikannya. Tapi seiring berjalannya waktu perusahaan Nyonya Menir berada di ujung tanduk. Utang di mana-mana yang melibatkan 35 kreditur.
Ketika perusaan tersebut di pegang oleh kelima cucunya, pertikaian antar keluarga tidak bisa terpisahkan. Sebab dari mereka menginginkan warisan perusahaan Nyonya Meneer, kecuali Charles Ong Saerang.
Cucunya yang satu itu tetap ingin mempertahankan jamu legendaris buatan eyangnya, Nyonya Meneer. Tapi ia tidak bisa sendirian menanggung utang sebanyak Rp 89 miliar hingga pada tanggal 3 Agustus 2017 PN Semaranag menyatakan perusahaan Nyonya Meneer dinyatakan pailit atau bangkrut.
Katidakkompakan cucu-cucunya membuat jamu legendaris yang bertahan hampir 100 tahun tersebut jatuh. Meneer wafat pada usia 83 di tahun 1978. Ia mendapat penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari Presiden Joko Widodo pada tahun 2016. (Anita) &nbsp;&nbsp;
&nbsp;

Nyonya Meneer, Pebisnis Jamu yang Bangkrut karena Ulah Keluarga

Berita Terkait

Berita Rekomendasi