SEMARANG, REQnews - Rina Christina, seorang jaksa fungsional di Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Semarang membagikan kisah hidupnya sebagai ibu rumah tangga dan juga Bhayangkari.
Karena, sang suami yaitu Kompol Christian Chrisye Lolowang menjabat sebagai anak buah Jenderal Listyo Sigit. Christian merupakan seorang Kapolsek Ngaliyan Kota Semarang.&nbsp;
Saat hari libur, Rina mengaku menghabiskannya bersama keluarga. Biasanya mereka akan pergi ke destinasi wisata seperti kebun binatang. Menurutnya, itu bisa menjadi salah satu media untuk memberikan edukasi kepada anak.
Wanita 35 tahun ini juga memiliki waktu tersendiri untuk menjaga kesehatan dengan olahraga zumba aerobik. Sebelum pandemi melanda, ia kerap menyempatkan waktu untuk datang ke sanggar senam.&nbsp;
Namun, saat ini ia hanya melakukan senam dengan menonton YouTube. &ldquo;Paling tidak seminggu tiga sampai empat kali, yang penting tetap olahraga,&rdquo; kata Rina kepada wartawan.&nbsp;
Sebelum bertugas di Semarang, istri anak buah Jenderal Listyo itu sudah melanglang buana di beberapa kejaksaan. Seperti menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kejari Manado pada 2007.
Kemudian pindah ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Utara pada 2009. Sekolah jaksa pada 2010 di Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Jakarta. &ldquo;Setelah itu masuk ke Kejari Kendari, pindah ke Kejari Padang tahun 2013, dan Kejari Kota Semarang sejak 2015 hingga sekarang,&rdquo; kata Rina.
Ia pun membagikan pengalaman paling berkesan saat bertugas di Semarang, seperti menangani perkara pembunuhan. Menurutnya, hal itu menjadi tantangan sekaligus pengalaman luar biasa karena ia baru beberapa bulan menjadi jaksa. &ldquo;Saat itu 2011, baru enam bulan jadi jaksa. Jadi, suatu tantangan karena pengalamannya masih minim,&rdquo; katanya.&nbsp;
Namun, ia mengaku akan tetap bersikap profesional dan tidak membeda-bedakan kasus. Menurutnya, yang terpenting tetap memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat, terutama bagi pencari keadilan.
Rina juga menampik omongan miring terkait pemberian embel-embel dalam menangani perkara. &ldquo;Setiap perkara punya tingkat kesulitan beda-beda. Kuncinya, harus sesuai penegakan hukum dan SOP. Termasuk menyampaikan ke korban atau orang yang berperkara untuk tidak memberi sesuatu atau embel-embel,&rdquo; kata perempuan Manado itu.&nbsp;

Cantiknya Kebangetan, Jaksa Cantik Ini Ternyata Istri Anak Buah Jenderal Listyo

Berita Terkait

Berita Rekomendasi