JAKARTA, REQnews - Memiliki nama lengkap Willibrordus Surendra Broto Rendra,&nbsp;W.S Rendra dikenal sebagai sastrawan ternama yang mendapat julukan "si Burung Merak." Bahkan bakat sastranya sudah terlihat ketika dirinya memasuki bangku SMP.
Ketika itu, dalam berbagai kegiatan sekolah Rendra kecil menunjukkan bakatnya dengan menulis puisi, cerita pendek, hingga kisah drama. W.S Rendra juga sering mementaskan drama hasil karyanya, hingga tampil sebagai pembaca puisi yang berbakat.
Menilik kehidupan pribadinya, Rendra merupakan anak dari pasangan seniman asal Surakarta, yaitu R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya merupakan seorang dramawan dan juga guru sastra, sedangkan ibunya adalah seorang penari serimpi di Keraton Surakarta. Sehingga darah seni memang sudah dimilikinya sejak Rendra lahir.
Pria kelahiran 7 November 1935 ini, memiliki 3 orang istri yaitu Sunarti Suwandi, Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat, dan Ken Zuraida.&nbsp;Saat menikahi istri keduanya, W.S Rendra yang awalnya seorang Kristen, kemudian menjadi seorang mualaf dan memeluk agama Islam.&nbsp;Dari ketiga pernikahannya, ia dikaruniai 11 orang anak.
Pertama kalinya, pada&nbsp;tahun 1952&nbsp;puisi Rendra berhasil dipublikasikan di majalah Siasat, setelah itu karya-karyanya pun semakin terkenal diberbagai majalah era 60-an dan 70-an, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Bahkan tak hanya didalam negeri, karya W.S Rendra juga tersebar hingga ke luar negeri. Beberapa karyanya sudah diterjemahkan dalam bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.
Berbagai festival di luar negeri pernah ia ikuti, seperti The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995).
Rendra kemudian mendapat beasiswa American Academy of Dramatical Art pada tahun 1964-1967. Kemudian, sepulangnya dari Amerika, ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok.
Berbagai pertunjukan teater pun pernah ia bintangi. Bahkan dirinya juga sering mendapatkan penghargaan seperti Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta (1954), hadiah Sastra Nasional BMKN (1956), hadiah Puisi dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (1957), anugerah Seni dari Departemen P &amp; K (1969).
Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970), hadiah Seni dari Akademi Jakarta (1975), hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976), penghargaan Adam Malik (1989), the SEA Write Award (1996), dan penghargaan Achmad Bakri (2006) pun pernah Rendra dapatkan.
Namun pada 6 Agustus 2009, W.S Rendra tutup usia. Ia menghembuskan napas terakhirnya setelah sebelumnya sempat dirawat di RS Harapan Kita dan RS Mitra Keluarga, Depok, akibat komplikasi.

Dapat Julukan 'Si Burung Merak,' Ini Sosok W.S Rendra, Sastrawan Ternama Asal Surakarta

Berita Terkait

Berita Rekomendasi