JAKARTA, REQnews - Nama Christiaan Robbert Steven Soumokil tentu tak asing dalam sejarah <a href="https://www.reqnews.com/find?key=pemberontakan">Pemberontakan</a> Republik Maluku Selatan (RMS).RMS adalah gerakan separatisme untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (NIT).Soumokil terbukti bersalah sebagai dalang di balik peristiwa pemberontakan RMS. Berdasarkan hasil pengadilan, Soumokil resmi dijatuhi hukuman mati.&nbsp;Soumokil dieksekusi dengan cara ditembak pada 12 April 1966, di Pulau Ubi, Kepulauan SeribuSoumokil adalah mantan<a href="https://www.reqnews.com/find?key=jaksa+agung"> Jaksa Agung</a> Negara Indonesia Timur (NIT).&nbsp;Pria kelahiran Surabaya, 13 Oktober 1905 ini mengenyam pendidikan hukum di Belanda, tepatnya di <a href="https://www.reqnews.com/find?key=kuliah">Universitas Leiden</a> dan lulus pada 1934.&nbsp;Setahun kemudian, 1935, pria eturunan Ambon ini kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai pejabat hukum kolonial. Lalu, ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942, Soumokil sempat ditangkap dan dibawa ke Burma dan Thailand.&nbsp;Alasannya, Soumokil kala itu masih terus setia pada Belanda meskipun sudah dalam kondisi terdesak.&nbsp;Selama kurang lebih tiga tahun Soumokil harus mendekam di tahanan hingga akhirnya dibebaskan pada 1945, setelah Jepang kalah dalam Perang Pasifik.&nbsp;Setelah itu, pada masa Revolusi Indonesia, Soumokil rupanya masih tetap mendukung Belanda dan tidak bergerak dalam revolusi Indonesia. Soumokil memilih menjadi seorang federalis dan bekerja sebagai pejabat hukum Belanda di Indonesia.Seiring berjalannya waktu, Soumokil yang memang tidak mendukung pemerintahan Indonesia memutuskan melakukan pemberontakan bernama Republik Maluku Selatan pada 25 April 1950.Pemberontakan ini didorong oleh keputusan penggabungan Maluku ke dalam NKRI sebagai salah satu provinsi Indonesia.&nbsp;Menurut salah satu tokoh pejuang RMS, yaitu Manusama, penggabungan ini dianggap hanya akan memicu suatu masalah.&nbsp;RMS pun segera menyebarkan semangat antipemerintah dan menyebut bahwa orang Maluku tidak ingin dijajah seperti orang Jawa.&nbsp;Akhirnya, pemerintah Maluku memproklamasikan berdirinya RMS sehingga secara resmi republik ini lepas dari NIT dan RIS. Setelah itu, muncul kabar bahwa KNIL dari Belanda telah melindungi para proklamator Maluku Selatan.&nbsp;Akibatnya, Belanda dicurigai ikut campur tangan dalam pendirian RMS.Untuk menindaklanjuti pemberontakan ini, pemerintah Indonesia mengirimkan pasukan APRIS dengan sandi Operasi Malam untuk melawan pasukan RMS.&nbsp;Pasukan APRIS pun disebar ke beberapa daerah yang diduduki oleh RMS.&nbsp;Setelah kelompok tersebar, pasukan APRIS perlahan-lahan mulai berhasil menguasai wilayah tersebut.&nbsp;Kemudian, tanggal 12 Desember 1963, Soumokil berhasil ditangkap dan diadili di Mahkamah Militer Luar Biasa di Jakarta.&nbsp;&nbsp;&nbsp;

Christian Soumokil, Mantan Jaksa Agung NIT yang Dieksekusi Mati

Berita Terkait

Berita Rekomendasi