JAKARTA, REQnews - Konsep wanprestasi dalam ranah hukum masuk dalam domain kajian hukum perdata, sedangkan konsep penipuan adalah domain kajian hukum pidana.
Nah, dua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling keterkaitan. Namun, untuk membedakan konsep wanprestasi dan tindak pidana penipuan yang lahir dari sebuah perjanjian, tidaklah mudah.
Kerap kali dijumpai dalam praktik, perjanjian yang dibuat dan disepakati oleh para pihak tidak dilaksanakan yang disebut dengan ingkar janji. Hal ini kemudian menimbulkan konflik hukum dalam penyelesaiannya yang juga tentu berjalan tidak mudah dan bisa berlarut-larut.
Untuk mendapatkan putusan yang memiliki kekuatan hukum tetap (In Kvacht Van Gewijsde) di pengadilan, tentu membutuhkan rentang waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit.
Kasus-kasus demikian pun kerap dikategorikan sebagai kasus abu-abu (gey avea). Lantaran dalam penegakan hukum terdapat ketidakpastian dan kesulitan untuk menentukan, apakah merupakan perbuatan wanprestasi atau penipuan?
Dalam Buku berjudul &ldquo;Cara Mudah Memahami Wanprestasi Dan Penipuan Dalam Hubungan Kontrak Komersial&rdquo; ini, menguraikan secara mudah dan lugas soal wanprestasi dan tindak pidana penipuan.
Buku karangan Dr Yahman, SH, MH ini juga dilengkapi dengan Daftar Putusan Pengadilan yang terbukti sebagai tindak pidana penipuan dan Daftar Putusan Pengadilan yang tidak terbukti sebagai tindak pidana penipuan/wanprestasi.
Sudah barang tentu, buku setebal 191 halaman yang diterbitkan oleh Prenada Media ini, bisa sangat bermanfaat bagi semua kalangan. Tidak saja untuk kalangan penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim, dan pengacara, namun bisa juga dipakai sebagai referensi utama bagi akademisi dalam bidang ilmu hukum serta masyarakat luas.
Semoga bisa menjadi salah satu koleksi bacaan anda di waktu senggang! (Binsasi)

Wajib Baca! Cara Pintas Memahami Wanprestasi dan Penipuan Berdasarkan Kacamata Hukum

Berita Terkait

Berita Rekomendasi