JAKARTA, REQnews &ndash; Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) merupakan wadah penyelesaian perkara sengketa keolahragaan. Uniknya, majelis yang meminpin sidang bisa dipilih sendiri oleh kedua pihak yang bersengketa.
Diketuai oleh Edie Toet Hendratno, BAORI berdiri secara independen berdasarkan Surat Keputusan Nomor 187 Tahun 2006, tentang Pembentukan Badan Arbitrase Olahraga Indonesia, dengan masa bakti&nbsp;empat&nbsp;tahun di setiap kepengurusannya.
BAORI dalam menangani sengketa keolahragaan bersifat independen, tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun. Keputusan yang dikeluarkan oleh BAORI bersifat final dan mengikat kepada anggota Komite Olahraga Nasional <a href="https://www.reqnews.com/search?q=koni">(KONI)</a> dan jajarannya.
Baca Juga: <a href="https://www.reqnews.com/leisure/15266/keren-inilah-penampakan-naga-di-mars-yang-diabadikan-nasa">Keren! Inilah Penampakan Naga di Mars yang Diabadikan NASA</a>
Lembaga tersebut sengaja dibentuk oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dengan tujuan menyelesaikan sengketa keolahragaan dibidang olahraga beprestasi.
Olahraga berprestasi dalam UU Nomor 3 Tahun 2005 adalah kegiatan olahraga yang membina dan mengembangkan para olahragawan secara terancana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi.
Dalam kasus sengketa, tetap mengutamakan penyelesaian secara musayawarah antara kedua belah pihak. Namun, jika masih menemukan jalan buntu maka perkara tersebut boleh dilakukan secara arbitrase yang ditugaskan kepada BAORI.
Untuk melakukan permohonan sengketa berdasarkan Surat Keputusan Ketua BAORI Nomor 2 Tahun 2018 biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 50.000.0000. Apabila datanya sudah masuk, tugas Panitera untuk melakukan pemeriksaan secara administratif.
Termohon bisa langsung memberikan surat permohonan tanpa harus menggunakan jasa pangacara maupun kuasa hukum. Tapi BAORI juga tidak melarang jika pihak termohon didampingi oleh pengacara.
Baca Juga: <a href="https://www.reqnews.com/news/15298/tuntutan-bem-si-untuk-presiden-jokowi-selamatkan-nyawa-rakyat">Tuntutan BEM SI untuk Presiden Jokowi: Selamatkan Nyawa Rakyat!</a>
Majelis persidangan arbitrase olahraga diisi oleh para arbiter yang terdiri dari wasit. Mereka ditunjuk langsung oleh Ketua BAORI untuk memimpin sebuah persidangan. Arbiter yang memimpin juga tidak sembarangan, minimal mereka sudah pernah mengenyam S1 Ilmu Hukum.
Syarat menjadi arbiter sudah diputuskan dalam Pasal 6 Hukum Acara BAORI Tahun 2017, selain mempunyai pendidikan hukum, mereka juga wajib aktif mengikuti organisasi keolahragaan minimal 5 tahun, dan bersertifikasi sebagai arbiter berkompeten.
Uniknya, sebelum artbiter ditunjuk langsung oleh ketua BAORI, para pihak bersengketa bisa dipersilahkan untuk memilih arbiter sendiri pada persidangan nanti. Putusan arbiter yang menjadi majelis bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.
Di BAORI kedua belah pihak tidak daapat mengajukan banding karena putusannya yang sudah final. Meski demikian, putusan bisa dibatalkan asal menemukan dokumen palsu, dokumen yang kurang lengkap, dan salah satu pihak berbohong saat pemeriksaan sengketa.
Khusus untuk posisi jabatan Ketua BAORI dapat diberhentikan oleh KONI melalui Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub). Seperti kasus pencopotan Ketua BAORI sebelumnya, Sudirman, melalui Musornaslub KONI pada November 2018 lalu. (Anita/RyV)
&nbsp;
&nbsp;

Mengenal BAORI, Wadah Penyelesaian Seluruh Sengketa Keolahragaan

Berita Terkait

Berita Rekomendasi