JAKARTA, REQnews &ndash; Sejarah eksekusi hukuman mati mencatatkan nama <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Joseph-Ignace_Guillotin" title="Dokter Guillotin, Pencetus Alat Eksekusi Hukuman Mati Pemenggal Kepala">&nbsp;Joseph Ignace Guillotin</a>&nbsp;di deretan pencipta alat hukuman pemenggal kepala di dunia. Padahal, pria yang berprofesi sebagai dokter ini tidak pernah mempromosikan mesin pemenggal kepalanya untuk mengeksekusi Ratu Perancis Marie Antoinette, Raja Perancis Louis XVI, dan aktivis revolusi Charlotte Corday.
Awalnya, Guillotin menciptakan alat ini agar eksekusi hukuman mati tidak menyebabkan terpidana mengalami rasa sakit yang luar biasa, jika dipenggal dengan sabetan samurai. Ia pun menyebut jika mesin penggalnya adalah jawaban dari hukuman yang diberikan kepada tahanan selama ini tidak manusiawi, seperti membakar hidup-hidup, memutilasi, menenggelamkan, dan digantung.
Meski&nbsp;bukan orang yang menciptakan alat eksekusi itu, dialah yang mengusulkan pada kerajaan agar alat itu bisa digunakan sebagai hukuman mati bagi semua orang. Karena selama ini hanya status bangsawan yang mendapatkan perlakuan khusus dengan kematian mudah. Dan pemenggalan kepala berlaku bagi pelaku kejahatan berat.
Untuk tahanan dengan hukuman agak ringan, ia menyarankan agar tubuhnya dijadikan alat pecobaan medis daripada disiksa dengan keji. Tapi bukan hal yang mudah bagi Guillotin meyakinkan rekan-rekan kerjanya juga pihak kerajaan. Ia bahkan pernah ditertawakan atas usulannya itu.
<img src="https://photo.reqnews.com/editor/e3ff465337649d41611d8e330523096a.jpg" border="0" />
Semangatnya menghapus hukuman mati terus digencarkan. Rupanya hal itu berkaitan dengan kisah masa kecilnya. Ibunya, Catherine Agatha Martin menceritakan kelahirannya yang tidak diduga karena mendengar jeritan orang disiksa sampai mati dengan breaking wheel, yaitu roda yang bisa mematahkan tulang manusia. Sejak saat itu ia terus terbayang hukuman mati.
Lulusan Ilmu Kedokteran di Reims ini pun masuk himpunan anti-hukuman mati. Rupanya Guillotin sudah lama mengamati perkembangan hukuman mati di Perancis yang kejam dan mengerikan.
Kemudian ia mencari cara eksekusi sederhana yang tidak meyakitkan. Terciptalah mesin pemenggal kepala yang dibuat oleh Tobias Schmidt seorang dokter kerajaan.
Eksekusi yang dilakukan terbuka didepan umum juga menjadi masalah bagi Guillotin. Menurutnya hukuman seperti itu tidak perlu dipertontonkan, lebih baik dilakukan tertutup untuk menghormati keluarga korban.
Pada tahun 1791 Majelis Legislatif Prancis mengesahkan undang-undang setiap orang yang dihukum mati harus dipenggal. Perampok Jacques Nicolas Pelletier menjadi orang pertama, yang bukan status bangsawan, dihukum mati menggunakan mesin eksekusi.
Tercatat sudah 40.000 orang termasuk bangsawan mati dalam keadaan dipenggal kepalanya. Mesin eksekusi itu kemudian diberi nama Guillotin.
Namun setelah kematian Guillotin pada tahun 1814, keluarganya malu bila nama marganya identik dengan alat pengeksekusian.&nbsp;Jelas pemerintah Perancis menolak mengganti nama alat pengeksekusian. Mereka malah memberi nama marga baru untuk keluarga Guillotin. Hukuman mati menggunakan alat Guillotin resmi dihapus dari UU Perancis pada tahun 1982.

Bikin Parno! Nih Alat Pemenggal 40 Ribu Orang Prancis di Era Guillotin

Berita Terkait

Berita Rekomendasi