JAKARTA, REQNews - Baru-baru ini pemerintah Jerman membuat pernyataan bahwa tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny telah <a href="https://www.reqnews.com/news/21034/peneliti-inggris-buktikan-racun-serangga-bisa-bunuh-virus-corona" title="Peneliti Inggris Buktikan Racun Serangga Bisa Bunuh Virus Corona">diracun </a>dengan Agen Saraf Novichok. Kanselir Angela Merkel mengatakan Navalny adalah korban percobaan pembunuhan dan pihaknya akan meminta jawaban dari Rusia.
Pernyataan itu dilakukan setelah mendapatkan hasil dari tes toksikologi yang dilakukan di laboratorium militer. Kanselir Merkel mengatakan ada "pertanyaan serius yang hanya bisa dan harus dijawab oleh pemerintah Rusia".
Agen saraf Novichok juga digunakan untuk meracuni mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Inggris pada 2018.
Novichok adalah serangkaian senjata kimia yang dikembangkan oleh Uni Soviet dan Rusia antara tahun 1971 dan 1993.
Ilmuwan Rusia yang mengembangkan agen saraf mengklaim bahwa Novichok adalah yang paling mematikan yang pernah dibuat, dengan beberapa varian mungkin lima hingga delapan kali lebih kuat daripada VX, dan lainnya, hingga sepuluh kali lebih kuat daripada soman.
Novichok dirancang sebagai bagian dari program Soviet dengan nama sandi FOLIANT. Lima varian Novichok diyakini telah diadaptasi untuk penggunaan militer.
Yang paling serbaguna adalah A-232 (Novichok-5). Namun racun dengan nama Agen Saraf Novichok ini tidak pernah digunakan di medan perang.
Pemerintah Inggris menetapkan bahwa Agen Novichok digunakan untuk meracuni Sergei dan Yulia Skripal di Salisbury, Wiltshire, Inggris pada Maret 2018. menurut Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons/ OPCW) hal itu dikonfirmasi dengan suara bulat oleh empat laboratorium di seluruh dunia.
Novichok juga terlibat dalam kasus keracunan pasangan Inggris di Amesbury, Wiltshire.
Namun, Rusia menyangkal memproduksi atau meneliti Agen Novichok.
Novichok telah dikenal oleh sebagian besar dinas rahasia barat sejak 1990-an. Pada tahun 2016, ahli kimia Iran mensintesis lima Agen Novichok untuk dianalisis dan menghasilkan data spektral massa terperinci yang ditambahkan ke Database Pusat Analitik Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia.
Sebelumnya, belum ada penjelasan rinci tentang sifat spektralnya dalam literatur ilmiah terbuka. Sejumlah kecil agen A-230 juga diklaim telah disintesis di Republik Ceko pada tahun 2017 dengan tujuan mendapatkan data analitik untuk membantu mempertahankan diri dari senyawa beracun baru ini.
&nbsp;

Mengenal 'Novichok' Racun Pembunuh yang Sering Digunakan Rusia

Berita Terkait

Berita Rekomendasi