JAKARTA, REQnews - Merugikan keuangan negara namun masih dapat tersenyum, meski tersendiri menyandang status sebagai tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan sudah memakai rompi tahanan berwarna oranye khas lembaga antirasuah itu pun, mereka masih bisa bergaya bebas.&nbsp;
Ya, itulah kondisi pelaku korupsi di Indonesia yang nampaknya tak pernah jera dengan hukuman yang diberikan. Meski sudah sudah dipakaikan rompi oranye untuk dipakai para tersangka korupsi.
Untuk diketahui pemilihan warna rompi pun punya alasan tersendiri. Awalnya para tahanan diwajibkan menggunakan rompi berwarna putih berlogo KPK.
Namun kala itu warna putih dinilai berwarna suci dan tidak menimbulkan efek jera bagi para tahanan. Sebut saja&nbsp;Miranda Goeltom, terdakwa kasus suap cek pelawat terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS) BI masih bisa berpakaian modis.
Dia justru memadukan dengan ikat pinggang besar berwarna hitam serta rok&nbsp;berwarna hitam-putih bermotif batik lengkap dengan sepatu hak tinggi yang berwarna hitam mengilap.
Padahal stigma yang ingin diperlihatkan adalah korupsi itu penyakit kronis, busuk, jahat dan perbuatan tercela. Banyaknya kritik dan masukan untuk diganti, KPK pun memutuskan rompi KPK berubah menjadi warna oranye.
Rompi Oranye Sanksi Sosial&nbsp;
Pertengahan tahun 2013 lembaga anti rasuah menugaskan&nbsp;Kepala Bagian Rumah Tangga, Harry Hidayati untuk mendesain model rompi tahanan yang baru.
Saat itu Harry mendesain baju dengan tiga warna&nbsp;yakni hijau, loreng-loreng, dan oranye. Pimpinan KPK&nbsp;Bambang Widjojanto memutuskan warna oranye sebagai seragam baru tahanan KPK.&nbsp;
Menurutnya warna oranye dipilih karena warnanya mencolok, mudah diingat dan menimbulkan kesan lekat bahwa mereka&nbsp;adalah tahanan KPK.&nbsp;
Seandainya mereka kabur, tahanan mudah dikenali karena berwarna terang dan mencolok.&nbsp;
Aksen Tiga Garis Hitam&nbsp;
Mulanya aksen hanya satu garis hitam saja. Namun, diputuskan rompi tersebut ditambahkan tiga garis hitam.
Itu menandakan bahwa tindak pidana korupsi&nbsp;dikualifikasikan sebagai&nbsp;kejahatan luar biasa&nbsp;(extra ordinary crimes).&nbsp;
Kejahatan luar biasa adalah perbuatan yang termasuk ke dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat, serta berdampak negatif terhadap kehidupan manusia.&nbsp;
Sesungguhnya korupsi merupakan pelanggaran atas hak-hak ekonomi dan sosial masyarakat. Korupsi telah menimbulkan kemiskinan dan kesenjangan sosial yang besar.
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;

Banyak yang Belum Tahu! Ternyata Ini Alasan Rompi Tahanan KPK Berwarna Oranye

Berita Terkait

Berita Rekomendasi