JAKARTA, REQnews - Putri almarhum Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yaitu Alissa Wahid mendesak pemerintah pusat dan daerah agar lebih sigap dan bertanggungjawab dalam menangani pandemi Covid-19 Indonesia.&nbsp;
Alissa bersama Jaringan Gusdurian dan SONJO Yogyakarta pun menggalang petisi dengan judul "Pak Jokowi, Pemda, DPR, tolong lebih sigap dan tanggung jawab dalam penanganan pandemi!" Saat ini, petisi tersebut telah ditandatangani 27.653.&nbsp;
Dalam petisi tersebut, perempuan yang memiliki nama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh mengatakan prihatin terhadap situasi saat ini. Karena masalah pandemi Covid-19, bukanlah politik, melainkan hidup-mati rakyat Indonesia.
"Kawan-kawan semua, sedih hati saya setiap kali mendengarkan cerita mengenai keadaan pandemi dari mereka yang berada di gerakan garis depan," kata Alissa dikutip pada Rabu 7 Juli 2021.
Ia menyebut para nakes yang bercerita bahwa setiap hari harus bekerja tanpa henti merawat pasien-pasien baru Covid-19. Bahkan, suara ambulans sudah jadi ringtone mereka sehari-hari.
"Para relawan cerita, mereka terus menerus membangun shelter dan rumah sakit darurat untuk isolasi mereka yang terkena virus Covid-19. Sayangnya, kecepatan tersebarnya virus jauh mendahului kemampuan mereka bangun shelter baru," katanya.&nbsp;
Berdasarkan informasi dari relawan, Alissa mengatakan angka testing di daerah rendah sekali, dan angka yang dirilis secara nasional selalu berbeda dengan yang ada di daerah.
"Mereka juga cerita protokol kesehatan ditegakkan setengah-setengah. Mal, kafe, bandara, pesawat tetap penuh. Padahal, setiap harinya para penggali kubur kelelahan buka lubang baru untuk jenazah yang meninggal karena pandemi ini," kata dia.&nbsp;
Anak Presiden Indonesia ke-4 itu mengatakan bahwa mereka yang berada di garis depan yaitu para nakes, relawan dan bahkan penggali kubur sudah tak sanggup lagi menambal kebijakan pemerintah yang bolong-bolong.
"Para relawan tersebut terpanggil hatinya, meski tanpa SK, SPPD maupun upah, membantu sesama, mengambil risiko tertular, dan meninggalkan keluarga di rumah. Mau sampai kapan, masyarakat terus menopang kebijakan ini?" tanya dia.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan kebijakan yang mempertimbangkan urgensi keadaan serta rasa krisis. "Semakin lama kita memutus rantai penyebaran, semakin besar dampaknya bagi kehidupan kita!" ujarnya.&nbsp;
Ia pun mendesak pemerintah agar bertanggung jawab dan mengambil sikap kepemimpinan yang berlandaskan urgensi serta rasa krisis dalam menangani pandemi.
"Saya yakin, semua cerita yang saya sebutkan di atas bisa berubah kalau pemerintah pusat, pemda, DPR &amp; DPRD menyingkirkan sejenak kepentingan politik jangka pendek dan lebih fokus pada penyelamatan kemanusiaan dan nasib bangsa," kata Alissa.&nbsp;
Ia menyebut bahwa Indonesia tak memiliki waktu banyak dalam menangani lonjakan penyebaran Covid-19. Karena setiap hari insan bangsa Indonesia berguguran karena kurangnya rasa urgensi dan krisis dari mereka yang membuat kebijakan.
"Ini bukan permainan politik belaka, ini adalah hidup/mati seorang ayah, ibu, anak, saudara, kakek ataupun nenek tiap rakyat Indonesia," katanya.&nbsp;

Petisi Covid-19, Alissa Wahid: Ini Bukan Politik, Ini Adalah Hidup Mati Rakyat Indonesia

Berita Terkait

Berita Rekomendasi