JAKARTA, REQnews &ndash; Kaidah sosial pada intinya merupakan persepsi terhadap perumusan suatu pandangan perihal perilaku yang sekiranya dilakukan ataupun tidak untuk dilakukan, dengan maksud dan tujuan untuk menghindari terjadinya gangguan yang tidak diinginkan manusia, menghindari bentrokan antar kepentingan dan tercapainya perlindungan kepentingan manusia.
Persepsi setiap manusia pastinya berbeda-beda satu dengan yang lainnya, perbedaan ini bisa disebabkan karena asal-usul, kebiasaan, kebudayaan dan adat, kepercayaan, pendidikan, lingkungan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Keempat jenis kaidah sosial tersebut ialah kaidah kepercayaan, kaidah kesusilaan, kaidah sopan santun, dan kaidah hukum.
Kaidah pertama yaitu kaidah kepercayaan artinya kaidah ini memiliki tujuan bagi umat manusia untuk mencapai kesempurnaan dan mencegah manusia dalam membuat jahat, sehingga berfokuskan pada sikap batin seseorang dan bersumber pada Ketuhanan. Maka apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan, dipercaya akan mendapatkan sanksi dari Tuhan.
Selanjutnya adalah kaidah kesusilaan memiliki tujuan yang serupa dengan kaidah kepercayaan, yaitu bertujuan untuk mencegah individu berbuat jahat, yang ditujukan pada sikap batin dan otonom manusia. Namun, berbeda dengan kaidah kepercayaan, kaidah kesusilaan bersumber pada individu dan hati nuraninya. Sehingga, apabila terjadi pelanggaran, sanksi yang diterima ialah dari diri sendiri, berupa rasa malu, takut, rasa bersalah, penyesalan dan lain-lain.
Ketiga, ialah kaidah sopan santun, yang ditujukan pada sikap lahir seseorang, berupa kebiasaan dan kepatutan, serta memiliki tujuan untuk memperoleh perbuatan yang konkret dalam mencapai ketertiban masyarakat dan mencegah adanya korban dalam kehidupan. Contoh dari penerapan kaidah sopan santun ialah berpakaian, bergaul dan lain sebagainya. Kaidah ketiga ini memiliki sifat yang lebih memaksa kepada individu, karena paksaan lingkungan dan sekitarnya, masyarakat turut serta dalam melaksanakan kaidah sopan santun, sehingga apabila terdapat pelanggaran dapat dikenakan sanksi konkret atau riil. Kaidah ini juga berlaku bagi peraturan adat atau peraturan tidak tertulis.
Kaidah yang terakhir yaitu kaidah hukum memiliki kejelasan yang konkret dan diterapkan oleh kalangan masyarakat dan bersifat wajib, namun demikian kaidah hukum sedikit banyak memiliki hasil dari pengaruh kaidah-kaidah lainnya, yaitu kaidah kepercayaan, kaidah kesusilaan dan kaidah sopan santun. Kaidah hukum bersumber pada kekuasaan pihak berwenang yang memaksa, maka apabila terdapat pelanggaran, akan berakibat pada sanksi nyata dari masyarakat secara resmi.
Pada keempat kaidah tersebut, bersinggungan bahwa manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya sebagai sarana bersosialisasi dan berinteraksi, hal tersebut dilaksanakan dengan tindakan berupa pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan untuk memperoleh peningkatan kesejahteraan hidupnya.
&nbsp;
Penulis: Hans Gilbert Ericsson

Pernah Dengar Kaidah Sosial? Ternyata Ini Maksud dan Jenis-Jenisnya

Berita Terkait

Berita Rekomendasi