JAKARTA, REQnews - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo belakangan ini tengah menghadapi cobaan, atas sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh anak buahnya.
Institusi Polri yang dipimpinnya kembali menjadi sorotan terkait beberapa oknum anggotanya yang diduga melanggar kode etik, hingga tindak pidana pembunuhan.
Selain itu, juga terdapat oknum anggota yang ditangkap terkait peredaran narkotika hingga menerima suap dari calon siswa (casis) Bintara Polri.
Kali ini, REQnews telah merangkum dari berbagai sumber, 5 oknum anggota Polri bermasalah yang berhadapan dengan hukum hingga etik. Simak ya!
1. Briptu D
Polisi dari Polda Sulawesi Tengah itu terkena operasi tangkap tangan (OTT) 28 Juni 2022 lalu, dengan barang bukti uang tunai sebesar Rp 4,4 miliar yang berada di dalam mobil berjenis city car.
Uang tersebut merupakan hasil suap proses seleksi penerimaan calon anggota Polri gelombang ke II Tahun Anggaran 2022, yang disita itu diperoleh dari 18 orang calon siswa (casis) Bintara Polri.
Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Polisi Didik Supranoto mengatakan jika uang hasil OTT sudah dikembalikan kepada orang tua dari 18 orang casis dengan menandatangi kuitansi serah terima.
"Ya, konsekuensinya 18 orang peserta seleksi tadi digugurkan oleh panitia sebelum tahap pengumuman akhir, karena dianggap melanggar pakta Integritas," kata Didik kepada wartawan.
Hasil pemeriksaan sementara belum ada keterlibatan pihak lain selain oknum polisi D, dan pada kesempatan pertama akan disidangkan dalam perkara pelanggaran Kode Etik anggota Polri.
2. Bripda MK
Polres Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel) menangkap Bripda MK (26) lantaran membobol anjungan tunai mandiri (ATM) yang nekat beraksi di pagi buta.
Bripda MK merupakan anggota Polres Empat Lawang yang ditangkap di wilayah Lubuklinggau pada Minggu 14 Agustus 2022 sekitar pukul 05.00 WIB.
Saat itu, pelaku sedang melakukan pembobolan ATM di gerai depan Kantor Pengadilan Agama, Jalan Yos Sudarso, Lubuklinggau Timur 1, Lubuklinggau.
Atas kejadian itu, bank yang ATM-nya dibobol mengalami kerugian berupa 1 unit mesin ATM uang pecahan Rp 100 ribu yang rusak dengan jumlah uang senilai Rp 500 juta lebih.
3. Irjen Ferdy Sambo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan Irjen Ferdy Sambo dan tiga orang lainnya yaitu Bharada E, Brigadir RR dan KM sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Atas perbuatannya itu, para tersangka disangkakan Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP.
Keempat tersangka terancam pidana maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Komnas HAM, Ferdy Sambo mengaku sebagai aktor utama dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Mulai dari merekayasa kejadian, hingga menyuruh Bharada E untuk menembak Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri pada Jumat 8 Juli 2022 lalu.
4. Briptu Hasbudi (HSB)
Anggota&nbsp;Ditpolairud Polda Kaltara itu ditangkap pada Kamis 5 Mei 2022 sekitar pukul 12.15 WITA di Bandar Udara Juwata Tarakan, terkait kasus bisnis tambang emas ilegal. &nbsp; Hasbudi dijerat Pasal 158 jo Pasal 160 Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2020 tentang perubahan UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu bara dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp 100 miliar.
Ia juga diduga terlibat kepemilikan bisnis ilegal, seperti baju bekas dan narkotika, karena ditemukan 17 kontainer berisi pakaian bekas.
Sehingga dirinya juga dijerat Pasal 112 juncto Pasal 51 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan sebagaimana diubah menjadi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Lalu Pasal 51 Ayat (2) juncto Pasal 2 Ayat (3) huruf d Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dari Barang Dilarang Impor, dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.
Serta dijerat Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan ancaman ancaman hukuman penjara maksimal 20 tahun.&nbsp;
5.&nbsp;AKP Edi Nurdin Massa (ENM)
Kasat Narkoba Polres Karawang, Jawa Barat, AKP Edi Nurdin Massa (ENM) disebut pernah mengantar langsung 2.000 pil ekstasi ke salah satu tempat hiburan malam di Bandung, Jawa Barat.
Bareskrim Polri pun kemudian menangkap ENM di Basement Apartemen Taman Sari Mahogani, Karawang, pada Kamis 11 Agustus 2022 pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
Dalam penangkapan tersebut pihaknya juga turut menyita barang bukti narkoba jenis sabu seberat 101 gram.
Barang haram itu, kata dia, terbagi dalam tiga buah klip, dengan berat masing-masing 94 gram; 6,2 gram dan 0,8 gram.
Bareskrim juga akan menelusuri apakah ENM terlibat langsung atau tidak dalam jaringan peredaran barang haram tersebut.

Daftar 5 Polisi Bermasalah yang Jadi Sorotan Nasional! Nomor 3 Libatkan Jenderal Bintang Dua

Berita Terkait

Berita Rekomendasi