JAKARTA, REQnews - Para pengguna internet yang biasa menggunakan aplikasi Google Translate, harus ekstra waspada!Baru-baru ini, Google Translate tengah jadi perbincangan usai para peneliti keamanan siber dunia mengungkap adanya modus <a href="https://www.reqnews.com/read/tips/51971/lagi-viral-di-tiktok-waspada-penipuan-voice-phishing-ikuti-4-tips-ini-agar-kamu-tak-jadi-korban">phishing</a> yang dilakukan oleh para <a href="https://www.reqnews.com/read/news/54665/buru-hacker-bjorka-timsus-bakal-kerjasama-dengan-pihak-luar-negeri-ini-kata-irjen-dedi">hacker</a> menggunakan aplikasi palsu yang sangat mirip dengan aplikasi penerjemah itu.Google Translate palsu dibuat sedemikian mirip dan digunakan untuk mencuri data pribadi dari para pengguna internet.Para peneliti keamanan siber mendapati banyak email phishing yang sebagian besar di antaranya ditulis menggunakan bahasa Spanyol. Dilansir dari Tech Radar, Rabu, 26 Oktober 2022, email-email tersebut mengatasnamakan penyedia pesan yang menyatakan bahwa identitas pengguna terbuka di tab baru.Jika tidak ada konfirmasi, pengguna akan kehilangan akses ke pesan yang belum dibaca. Untuk itu, pengguna diwajibkan untuk melakukan konfirmasi dengan segera. Dalam kondisi terburu-buru, korban phishing kemungkinan tidak akan sadar dirinya sudah terjebak dalam skema penipuan.Dengan memanfaatkan pengguna yang tidak hati-hati, hacker memasang beberapa perangkap. Termasuk link dan juga file download yang membahayakan identitas pengguna. Namun korban sebelumnya diminta untuk mengklik tautan yang disediakan dalam email phishing.Korban kemudian diarahkan ke halaman yang tampak seperti Google Translate tapi sebenarnya bukan. Google Translate palsu itu menyediakan kotak popup login dan meminta pengguna internet memasukan data diri, termasuk nama dan juga kata sandi yang nantinya otomatis diterima oleh hacker.Para peneliti Avanan mengungkapkan bahwa Google Translate palsu tersebut terlihat sama dengan Google Translate yang asli. Hacker menggunakan Javascript agar bisa membuatnya semirip mungkin. Perintah Unsecape bahkan diminta untuk menyembunyikan niat phishing tersebut."Serangan ini memiliki rekayasa sosial yang unik di tampilan depan. Hacker memanfaatkan situs yang sah untuk masuk ke dalam email penguna. Tipu daya semacam ini dapat membuat bingung layanan keamanan," kata salah satu peniliti Avanan.Agar terhindar dari jebakan penipuan semacam ini, para peneliti mengingatkan kepada seluruh pengguna internet untuk menghindari aplikasi Google Translate yang meminta serangkaian identitas pribadi karena itu dipastikan aplikasi Google Translate palsu.&nbsp;

Waspada! Marak Modus Penipuan Baru, Ada Google Translate Palsu Dipakai untuk Curi Data

Berita Terkait

Berita Rekomendasi