JAKARTA, REQnews - Kasus tewasnya seorang siswa SMP berinisial F (14 tahun) di Depok masih menyita perhatian publik. F <a href="https://www.reqnews.com/read/news/84656/mengenaskan-6-bayi-baru-lahir-di-gaza-meninggal-ternyata-penyebabnya-karena-ini">meninggal </a>usai <a href="https://www.reqnews.com/read/news/84861/ngeri-hakim-pengadilan-agama-batam-ditusuk-2-orang-tak-dikenal">ditusuk</a> oleh 2 teman tongkrongannya. Kedua pelaku sudah berhasil ditangkap oleh Satreskrim Polres Metro <a href="https://www.reqnews.com/read/news/84670/kebijakan-dedi-mulyadi-memakan-korban-lagi-usai-depok-kini-kepala-sman-1-cianjur-dinonaktifkan-gegara-gelar-study-tour-ke-bali">Depok</a> melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) bekerja sama dengan Polsek Sukmajaya.Namun, karena kedua pelaku masih di bawah umur, maka statusnya masuk kategori anak berhadapan hukum (ABH).Kedua pelaku diketahui berinisial E dan N. Mereka telah dibawa ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPAS) di Cileungsi.Sementara itu, orangtua korban, Tata Sukanta masih terus berupaya menuntut keadilan atas kematian putranya. Tata mengungkapkan bahwa pada malam kejadian, ia hanya mengetahui anaknya hendak bermain futsal. Namun, ia mendapat kabar bahwa anaknya meninggal dunia di RS Primaya."Ternyata ada luka tusukan di punggung dan pinggang belakang," ujarnya, dikutip Minggu, 9 Maret 2025.Tata juga menepis informasi yang beredar bahwa kejadian ini terkait tawuran. Ia menegaskan bahwa korban dan pelaku adalah teman satu tongkrongan di lingkungan rumahnya.Kakak korban, melalui platform Threads juga berupaya mencari keadilan dengan memviralkan kasus kematian sang adik.Sang kakak merasa tak terima pelaku penusukan adiknya hanya dihukum 10 bulan di Pusat Pelayanan Sosial Bina Karsa Cileungsi."Tuntutan untuk pelaku hanya 10 bln di Pusat Pelayanan Sosial Bina karsa Cileungsi. Tolong bantu untuk kawal dan up berita ini supaya keluarga saya dapat keadilan. Orangtua saya sudah berusaha sebisa mungkin tapi kami tidak punya power untuk dapat keadilan yang seadil-adilnya," ungkapnya, dikutip dari tangkapan layar cuitan yang dibagikan ulang oleh akun @rima.marimaaa,Lebih lanjut, dalam cuitan tersebut juga dibeberkan bahwa kasus ini bukanlah tawuran melainkan pelaku memang sudah merencanakan membunuh korban karena dendam."Pelaku pernah mengucapkan pada saksi seperti 'Liat aja, Piji kalau ga mati minimal gua bikin cacat'. Mmebunuh bukan sifat anak-anak, mohon bantuannya untuk keluarga&amp;alm mendapatkan keadilan," lanjut kakak korban.Tak sampai di situ saja, kakak korban juga mengungkap perihal keluarga pelaku yang bersikap arogan dan tak berempati."Ketika sidang kakak, om dan pihak lain dari E dan N berteriak sambil bertepuk tangan, 'Alhamdulillah cuma 10 bulan', '10 bulan cuma sebentar', 'Tempatnya juga enak'," jelasnya."Saat menuju parkiran keluarga saya diteriaki kembali oleh mereka 'woy ga terima lu, sini', sambil menggunakan gerak tangan. Keluarga saya tidak mau lagi terlibat pertikaian atau adu mulut dengan mereka, tidak menanggapi," tandasnya.Unggahan kakak korban itu lantas viral dan ramai ditanggapi warganet."Wih horor bener, sepertinya emang sekeluarga modelnya begitu ya," komentar akun @pras_osean."Kejahatan atau pidana seharusnya tidak dibatasi umur, hukum pelaku layaknya orang dewasa! ," kata @vidi.garibaldi."Biar hukum masyarakat aja, jangan diterima di daerah sana, dan selamanya menjadi pembu***," tulis @pemanisg.&nbsp; &nbsp;

Kasus Siswa SMP di Depok Tewas Ditusuk Teman, Keluarga Korban Tuntut Keadilan dan Beberkan Fakta Mengejutkan Ini

Berita Terkait

Berita Rekomendasi