JAKARTA, REQnews - Ikatan<a href="https://www.reqnews.com/read/the-other-side/86128/dilaporkan-ke-polisi-usai-tuduh-ijazah-jokowi-palsu-dokter-tifa-bilang-begini"> Dokter</a> Anak Indonesia (IDAI) sedang berduka lantaran banyak dokter yang tiba-tiba <a href="https://www.reqnews.com/read/news/78548/157-perwira-polri-dimutasi-kapolda-jateng-irjen-ahmad-luthfi-dipindah-di-kemendag">dimutasi</a> secara sepihak.Hal ini diduga berkaitan dengan kolegium yang kini tak lagi independen karena telah diambil alih pemerintah melalui UU No.17/2023 dan PP 28/2024.Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa pengangkatan dan pemberhentian anggota kolegium ditentukan oleh <a href="https://www.reqnews.com/read/news/82447/77-pemenang-nobel-tolak-pencalonan-robert-f-kennedy-sebagai-menteri-kesehatan-as">Menteri Kesehatan</a>. Hal ini telah menyimpang dari putusan Mahkamah Konstitusi tahun 2015 yang menyatakan bahwa kolegium harus independen dan bukan dalam genggaman kementerian.Pada Desember 2024 lalu, Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp.A (K) dimutasi dari RS Karyadi Semarang ke RS Sardjito Yogyakarta. Mantan ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tersebut adalah satu-satunya dokter konsultan tumbuh kembang anak di RS Karyadi Semarang sementara RS Sardjito telah memiliki tiga dokter konsultan tumbuh kembang anak.Ada pula kasus lain, yakni mutasi mendadak yang dialami dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K) pada Desember 2024. Sekretaris umum pengurus pusat IDAI itu dimutasikan dari RS Ciptomangunkusumo ke RS Harapan Kita. Saat dipindahkan, akun pelayanan di RSCM milik dr. Hikari diblokir dan beliau tidak diizinkan praktik lagi di RSCM.Kemudian, baru-baru ini dr. Rizky Ardiansyah, M.Ked(Ped).Sp.A(K) diberhentikan secara sepihak dan mendadak berdasarkan surat yang diterbitkan oleh Kemenkes pada tanggal 30 April 2025.Dokter konsultan kardiologi anak itu tidak boleh lagi praktik di RS Adam Malik, Sumatera Utara. Kejadian tersebut diduga berkaitan dengan tindakan dr. Ardiansyah yang mengomentari mutasi sepihak dan mendadak pada dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp. A dari RS Ciptomangunkusumo ke RS Fatmawati.Merespons banyaknya kasus mutasi mendadak dan pemberhentian sepihak para dokter anak ini, IDAI menyerukan aksi doa bersama hingga gerakan menyematkan pita hitam sebagai bentuk keprihatinan sekaligus protes.Melansir dari unggahan Instagram @idai_ig, IDAI akan menggunakan jalur langit sebagai bentuk tindakan protes.Dalam video berdurasi sekitar 6 menit 36 detik tersebut, dr.Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A mengajak seluruh dokter Indonesia untuk melaksanakan doa bersama IDAI yang akan dilangsungkan sejak Senin, 5 Mei 2025 hingga Rabu, 7 Mei 2025 dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB melalui platform Zoom.Seluruh dokter anak tetap harus melakukan tugas dan kewajibannya sebagai dokter saat doa bersama tersebut dilaksanakan. Penanganan pasien emergensi harus segera dilayani, sedangkan pasien yang tidak emergensi akan ditangani setelah doa bersama selesai.Ketua Umum Pusat IDAI juga mengizinkan jika para orangtua pasien berkenan mengikuti doa bersama yang akan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut tersebut.IDAI juga menyerukan gerakan menyematkan pita hitam di lengan kanan selama sebulan, terhitung sejak 2 Mei 2025 hingga 2 Juni 2025 mendatang.Di samping itu, IDAI juga berencana menempuh jalur hukum untuk menindaklanjuti kasus mutasi dan pemecatan para dokter anak ini.&nbsp;

IDAI Berduka! Serukan Doa Bersama hingga Gerakan Pita Hitam Selama Sebulan, Ternyata Ini Penyebabnya

Berita Terkait

Berita Rekomendasi