JAKARTA, REQnews - Gubernur Jawa Barat <a href="https://www.reqnews.com/read/news/86618/dedi-mulyadi-bakal-tanggung-biaya-pendidikan-anak-korban-ledakan-amunisi-garut">Dedi Mulyadi</a> telah menemui keluarga korban ledakan amunisi tak layak pakai di Garut.Diketahui, insiden<a href="https://www.reqnews.com/read/news/86618/dedi-mulyadi-bakal-tanggung-biaya-pendidikan-anak-korban-ledakan-amunisi-garut"> ledakan</a> tersebut telah menewaskan 13 korban yang terdiri atas anggota TNI dan warga sipil.Ada dugaan jika warga sipil yang tewas dalam peristiwa tersebut dipekerjakan oleh TNI untuk menjinakkan bahan-bahan peledak.Para warga tersebut juga dipekerjakan untuk mengumpulkan sisa-sisa logam kuningan dan tembaga bahan amunisi. Dari perbincangan Dedi Mulyadi dengan warga diketahui pula bahwa beberapa orang sudah bekerja dengan TNI selama 10 tahun.Dari pekerjan tersebut, para warga itu mendapatkan upah mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per hari."Kerjanya tidak tiap hari Pak. Tergantung datangnya amunisi dari satuan. Sekali kerja lamanya bisa 15 hari, tapi kadang lebih cepat selesai dalam 12 hari," jelas seorang warga kepada Dedi, dikutip Rabu, 14 Mei 2025.Keluarga korban ledakan pun menegaskan bahwa para warga sipil yang tewas bukanlah pemulung yang mengumpulkan sisa-sisa logam amunisi, melainkan memang dipekerjakan oleh pihak<a href="https://www.reqnews.com/read/news/86616/panglima-tni-dan-ksad-bakal-dipanggil-dan-dimintai-keterangan-dpr-di-kasus-ledakan-amunisi-tewaskan-13-orang"> TNI</a>.&nbsp; &nbsp;

Warga Sipil Korban Ledakan Amunisi Garut Diduga Dipekerjakan TNI dengan Upah Rp 200 Ribu Per Hari

Berita Terkait

Berita Rekomendasi