JAKARTA, REQnews - Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (<a href="https://www.reqnews.com/read/news/89087/geger-lmkn-tagih-royalti-ke-pengusaha-hotel-gegara-konsumen-bisa-putar-lagu-di-tv-kamar">LMKN</a>) kembali ramai disoroti publik karena polemik royalti lagu.Setelah sebelumnya menagih royalti lagu untuk rekaman suara kicauan burung, kini LMKN kabarnya menagih<a href="https://www.reqnews.com/read/news/89087/geger-lmkn-tagih-royalti-ke-pengusaha-hotel-gegara-konsumen-bisa-putar-lagu-di-tv-kamar"> royalti </a>dari suara murotal <a href="https://www.reqnews.com/read/memoar/63574/sejarah-besar-al-quran-terkecil-di-dunia-selamat-dari-perang-terlindung-dari-rezim-tak-bertuhan">Al-Qur'an</a>.Hal ini diungkap oleh pemilik akun Thread Aura Akhman dalam unggahannya. Ia menjelaskan bahwa LMKN menagih royalti dari suara murotal Al-Qur'an ke pihak <a href="https://www.reqnews.com/read/news/89087/geger-lmkn-tagih-royalti-ke-pengusaha-hotel-gegara-konsumen-bisa-putar-lagu-di-tv-kamar">hotel</a> syariah kecil di Mataram.Melalui akunnya @auraakhman, ia membagikan tangkapan layer soal kabar jika LMKN menagih royalti murotal Al-Qur'an pada sebuah hotel kecil di Mataram.Angka tagihannya mencapai Rp 4,4 juta per tahun berdasarkan jumlah kamar.Dosen trisakti sekaligus pengacara itu pun memberikan kritik. Ia menilai bahwa Langkah LMKN tersebut seperti pungutan liar yang dibungkus dengan blanket tarif."Royalti musik vx murotal Qur'an: Salah kaprah 'blanket tarif' LMNKN - Pungutan atau Pungli?," tulisnya, dikutip Senin, 18 Agustus 2025.Menurut Aura Akhman, LMKN menerapkan blanket tarif pada royalti lagu. Pasalnya royalti dihitung berdasarkan jumlah kamar, bukan pada apa yang diputar."- Hotel tanpa tv pun kena, - Hotel syariah yang hanya putar murottal pun wajib bayar. Apakah ini bisa diterima akal sehat?," sindirnya.Ia menilai, LMKN telah salah kaprah jika memasukkan murotal Al-Qur'an ke dalam kategori musik yang harus dibayar royaltinya.Diketahui, royalti lagu hanya berlaku jika ada pemanfaatan komersial lagu atau musik seperti yang dicatat pada Undang-Undang Hak Cipta No. 28/ 2014 di pasal 87, dan pasal 40 (1) huruf d yang menjelaskan bahwa musik yang dilindungi adalah ciptaan manusia."Al-Qur'an berdasarkan keyakinan dan kepercayaan dan keyakinan Agama Islam berasal dari Tuhan, sehingga bukan merupakan ciptaan manusia - public domain. Murotal adalah ibadah, bukan musik = Menyamakan dengan lagu komersial jelas salah kaprah hukum yang dilakukan oleh LMKN," tandasnya.&nbsp;

Warganet Geleng-geleng! Setelah Kicauan Burung, Kini LMKN Tagih Royalti Suara Murotal Al-Qur'an

Berita Terkait

Berita Rekomendasi