JAKARTA, REQnews - Sebuah video yang diunggah oleh komika Pandji Pragiwaksono mendadak curi perhatian warganet.Video tersebut menampilkan suara kritis dari para <a href="https://www.reqnews.com/read/news/89491/viral-netizen-diaspora-denmark-tantang-adu-debat-ahmad-sahroni-ane-masih-bego">diaspora </a>dan <a href="https://www.reqnews.com/read/news/90045/ingat-hari-ini-ojol-dan-mahasiswa-gelar-demo-besarbesaran-di-istana-dan-dpr">mahasiswa</a> Indonesia yang berada di New York, Amerika Serikat. Mereka kompak menyuarakan beragam <a href="https://www.reqnews.com/read/fokus/56424/kritik-pedas-untuk-politisi-pengamat-gunakan-medsos-sebar-kinerja-bukan-cuma-gimmick-semata">kritik pedas</a> dan tuntutan yang ditujukan kepada pemerintah RI."Indonesia tidak sempurna, tapi layak diperjuangkan. Inilah aksi perjuangan masyarakat Indonesia di NYC, untuk memastikan bahwa ada suara-suara lain, keresahan lain, tuntutan lain, yang perlu disampaikan," tulis Pandji Pragiwaksono dalam keterangan unggahan video tersebut, dikutip Jumat, 26 September 2025.Dalam keterangannya, Pandji juga menyindir kelompok diaspora lain yang sebelumnya sempat disorot publik lantaran diduga menginap di hotel mewah."Teman-teman gue ini ngga ikut nginap di (hotel) Aman, tapi mendambakan Indonesia yang aman," tulisnya.Adapun dalam video tersebut, para diaspora di AS menegaskan bahwa mereka tidak merasa terwakili oleh segelintir WNI yang kerap tampil dan mengklaim diri sebagai perwakilan di Amerika."Di sini, kami pertama-tama ingin mengucapkan permohonan maaf kepada para diaspora karena belakangan ini beredar pemberitaan di media bahwa ada segelintir orang yang menyatakan diri sebagai perwakilan diaspora, bahwa hal itu tidak benar," ungkap seorang diaspora di video.Kemudian, ada seorang diaspora lain yang menyoroti kasus keracunan massal dalam program MBG."Evaluasi dan hentikan sementara program MBG karena sudah ada 5.000 siswa yang keracunan," ujarnya.Ada pula yang mengungkapkan keresahan soal kemunduran demokrasi di Indonesia."Bahwa kita tidak ingin kembali ke jaman Orba, di mana kebebasan untuk menulis dan semacamnya itu di-screening oleh pemerintah," kata seorang diaspora lainnya.Selanjutnya, ada juga yang menyinggung soal kriminalisasi terhadap aktivis dan pegiat literasi."Hentikan kriminalisasi terhadap aktivis demokrasi, hentikan kriminalisasi terhadap pencinta buku, pembaca buku, buku itu sendiri, dan penerbit buku," kata seorang diaspora.Tak sampai di situ, diaspora juga mendesak pemerintah bersikap tegas soal genosida Palestina.Video tersebut kemudian ditutup dengan seruan kompak dari para diaspora dan mahasiswa: "Kami tidak bangga. Reset Indonesia!"&nbsp;&nbsp;

Viral Diaspora dan Mahasiswa Indonesia di AS Kompak Suarakan Kritik Pedas ke Pemerintah: Kami Tidak Bangga, Reset Indonesia!

Berita Terkait

Berita Rekomendasi