JAKARTA, REQnews - Nasib pahit dialami wanita asal Sukabumi bernama Reni Rahmawati (23 tahun). Ia menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di China.Dimana, awalnya Reni dijanjikan pekerjaan bergaji besar oleh seseorang. Namun akhirnya, ia justru dijebak menjadi "pengantin pesanan" di China.Beruntung, saat ini Reni telah dibantu dan sudah berada di rumah aman atau shelter Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Guangzhou, China.Diungkap Ben Perkasa Drajat, Konsul Jenderal RI di Guangzhou, saat ini Reni sudah berada dalam perlindungan KJRI di Guangzhou."Saudari Reni juga sudah ditempatkan dalam shelter atau rumah aman KJRI sampai kasusnya tuntas hingga satu bulan ke depan," ungkap Ben, dikutip dari Antara, Rabu, 15 Oktober 2025.Kasus Reni terungkap usai ibunda Reni, Emalia mengadu ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Sang ibu meminta bantuan lantaran anaknya disekap di sebuah lokasi di China.Reni menjadi korban praktik "pengantin pesanan" (mail order bride), di mana pria asal Tiongkok memesan atau menikahi seorang wanita dari Indonesia melalui perantara agen dengan membayar sejumlah uang."Kasusnya agak rumit karena suaminya sudah mengeluarkan Rp400 juta untuk agen, tapi KJRI Guangzhou membujuk agar mereka bercerai lebih dulu, baru mengurus soal uang," jelas Ben.Reni pertama kali tiba di China pada 18 Mei 2025 lalu. Ia datang ke China setelah menerima tawaran pekerjaan bergaji Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per bulan di China dari seseorang di media social.Namun saat sudah berada di China, pada 20 Mei 2025 Reni malah dinikahkan secara resmi dengan seorang pria China bernama Tu Chao Cai di Yongchun, Kota Quanzhou, provinsi Fujian.Kasus Reni pun viral hingga KJRI Guangzhou akhirnya turun tangan. KJRI langsung menghubungi Kepolisian Provinsi Fujian untuk meminta bantuan melacak keberadaan Reni.Polisi kemudian mendatangi lokasi Reni berada dan langsung mengamankan korban. Selanjutnya, pada 10 Oktober 2025 Ben Perkasa Drajat didampingi Konsul Konsuler KJRI Guangzhou dan staf bertemu langsung dengan suami Reni, Tu Chao Cai di kabupaten Yongchun.Pertemuan tersebut juga dihadiri ayah mertua Reni, kepala wilayah Yongchun, perwakilan "Foreign Affairs Office" (FAO) China kota Quangzhou dan beberapa pemuka masyarakat setempat. Dalam pertemuan itu, Reni menyatakan ingin bercerai dan kembali ke Indonesia.Tu Chao Cai dan keluarga pun diminta untuk menghormati keinginan Reni, dan dapat segera mengajukan gugatan cerai. Sementara soal tuntutan ganti rugi finansial sebesar 205.000 RMB (sekitar Rp 476,4 juta), seharusnya tidak lagi menjadi urusan Reni.Tuntutan ganti rugi tersebut seharusnya ditujukan ke pihak agen karena Reni maupun keluarganya tidak pernah menerima uang tersebut. Reni mengklaim hanya menerima uang sebesar Rp 11 juta dari seseorang bernama Abdullah.&nbsp;

Wanita Sukabumi Jadi Korban TPPO, Dijanjikan Kerja Bergaji Tinggi Tapi Malah Dijadikan 'Pengantin Pesanan' di China

Berita Terkait

Berita Rekomendasi