JAKARTA, REQnews &ndash; Kamu suka konvoi dengan menggunakan lampu hazard? Hati-hati lho, lampu itu tidak boleh dipakai sembarangan,&nbsp;seperti tercantum dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
&ldquo;Setiap Pengemudi Kendaraan Bermotor wajib memasang segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat di jalan.&rdquo; bunyi aturan tersebut.
Menurut Pasal 275 Ayat (1) setiap orang yang melakukan gangguan fungsi jalan, rambu lalu lintas, alat pemberi isyarat lalu lintas, fasilitas pejalan kaki, dan alat pengaman pengguna jalan dikenakan denda Rp 250.000.
Berikut ini fungsi lampu hazard yang perlu dipahami oleh masyarakat agar tidak keliru lagi ketika menggunakannya.
1. Dalam Keadaan Darurat
Baik pengendara mobil maupun motor bisa menggunakan lampu hazard jika terjadi mogok di jalan. Fungsi lampu tersebut sebagai sinyal ke pengendara lain kalau kondisi mobil sedang tidak baik-baik saja.
 2. Terjadi Bencana atau Kecelakaan
Pengendara boleh tiba-tiba menyalakan lampu hazard apabila di depannya terjadi kecelakaan, longsor, dan pemberhentian arus lalu lintas mendadak karena suatu hal.
 3. Kesalahan Teknis
Lampu hazard bisa digunakan kalau lampu utama/lampu rem belakang kendaraan mati secara tiba-tiba atau pengendara belum sempat servis ke bengkel.
 4. Mundur di Jalan Raya
Ketika situasi lalu lintas di jalan raya padat. Tapi pengendara ingin memundurkan kendaraannya bisa dengan menyalakan lampu hazard agar pengendara lainnya mengerti dan memberikan jalan.
 5. Berjalan di Luar Arus Lalu Lintas
Pengendara boleh menyalakan lampu hazard secara mendadak ketika kendaraan yang dibawanya mulai bergeser di luar arus jalan. (Anita/Ryv)

Salah Kaprah Penggunaan Lampu Hazard, Begini yang Benar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi