Prajurit KNIL punya sebutan kolektif, yaitu Jan Fuselier, dan istri-istri mereka dipanggil Sarinah. Nama Jan Fuselier lenyap setelah KNIL bubar, tapi Sarinah abadi.
Tidak ada penyesalan kolektif atas penyiksaan sampai mati dan pembantaian di Bali antara 1946-1949. Sebab, tidak ada yang mengungkap kekejaman itu meski keluarga serdadu KNIL mengalami trauma.