JAKARTA, REQnews - Kisah kakek Samirin, pencuri sisa getah karet perkebunan Bridgestone menarik perhatian masyarakat. Pasalnya, kakek Samirin dijatuhi hukuman pidana 2 bulan 4 hari karena terbukti mencuri getah karet senilai Rp 17.480.
Kejaksaan pun ngotot bahwa memenjarakan Samirin sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Padahal Samirin sebelumnya tak ditahan pihak kepolisian atas perbuatannya tersebut.
Putusan ini pun menjadi polemik di kalangan masyarakat. Sikap jaksa yang menangani kasus diprotes publik. Terelebih pernyataan Kejaksaan Agung (Kejagung) baru-baru ini yang mengatakan bahwa penahanan itu dilakukan karena Samirin melakukan tindak pidana.
"Jangan melihat kakeknya, melihat pelanggaran pidananya gitu lho. Itu boleh ditahan!" kata Kapuspenkum Kejagung, Hari Setiyono di Jakarta, Jumat 17 Januari 2020.
Menurut Hari, penyidik penuntut umum mempunyai kewenangan untuk melakukan penahanan. Tidak masalah orangnya, tidak masalah barang yang dicuri atau perbuatan yang lain.
"Tetapi ketentuan undang-undang seperti itu. Masing-masing punya hak dan kewenangan," ucap hari.
Kejagung pun meminta masyarakat untuk melihat kasus ini lebih luas. Pihaknya menduga kakek Samirin sudah melakukan perbuatannya berulang kali.
"Mungkin masyarakat menilai 'oh ini sudah tua'. Tapi untuk Rp 17 ribu dicek dulu. Biasanyaa itu yang pertama kemudian diakumulasikan ada Edaran Mahkamah Agung minimalnya berapa kan Rp 2 juta. Kalau nggal salah ya. Lupa saya. Tapi apa betul itu nnti saya croscheck lagi. Simalungun ya? makasih loh informasinya," kata Hari.
Pada salah satu unggagan akun Instagram REQnews, @reqnews, soal kakek Samirin 'Bridgestone', tak sedikit netizen yang mem-bully sikap Kejagung. Mereka menilai hukum di Indonesia sudah 'lumpuh'.
"Lagi-lagi terjadi fenomena HUKUM yg RUNCING KE BAWAH, namun TUMPUL KE ATAS disajikan di Negeri ini. Logikanya.... sisa getah karet yg hanya senilai gak sampai 20rb aja gak mampu didapatkan oleh si Kakek, makanya beliau mencurinya. Mana sanggup si Kakek harus menjalani hukuman dan membayar biaya denda yg lebih dari nominal yg dicurinya??," komentar @wira**hno.
"Kan indonesia negara hukum boss, hukum yg tumpul ke atas tapi tajam keb awah maksud nya hahaha," tulis @arfan_**rians.
"hakim nya lulusan mana sih? meragukan kelulusan nya ????," komentar @rwin_**yutz.
"G*BLOK, jika semua menurut hukum. Maka kemanusiaan akan luntur," kata @mucha**dirham.
"Seandai nya aja ini terjadi kepada keluarga sodara sahabat tetangga mereka.. biar ngerasain gimana rasanya ketidak adilan ini," tulis @didit**wok_.
<iframe src="https://www.instagram.com/p/B7fkvaOHDWO/embed/captioned/?cr=1&amp;v=12&amp;wp=594&amp;rd=http%3A%2F%2Fadm.reqnews.com&amp;rp=%2Fnews%2Fadd#%7B%22ci%22%3A0%2C%22os%22%3A36749.68000000081%2C%22ls%22%3A36733.690000000934%2C%22le%22%3A36736.799999998766%7D" style="background: white; max-width: 540px; width: calc(100% - 2px); border-radius: 3px; border: 1px solid #dbdbdb; box-shadow: none; display: block; margin: 0px 0px 12px; min-width: 326px; padding: 0px;" height="968" scrolling="no" frameborder="0" data-instgrm-payload-id="instagram-media-payload-0"></iframe>

<script async="" src="//www.instagram.com/embed.js"></script>

Penjarakan Kakek Samirin 'Bridgestone', Kejaksaan di-Bully Netizen

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi