JAKARTA, REQnews &ndash; Hampir 4 abad lamanya masyarakat Kuba berada di bawah tekanan kekuasaan kolonial Spanyol. Mereka menuntut kemerdekaan dengan pemberontakan.
Namun aksi tersebut tidak kunjung berhasil hingga datang pertolongan dari negara <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Paman_Sam" title="Propaganda Blak-Blakan AS Memicu Perang dengan Spanyol">Paman Sam</a>. Spanyol tetap berkuasa penuh atas Benua Amerika termasuk Kuba setelah penemuan Chrishtopher Columbus.
Kala itu mereka sepakat membuat Perjanjian Torsedillas. Lewat perjanjian ini, keduanya membagi wilayah barat untuk Spanyol, sedangkan wilayah timur di Benua Amerika Selatan sebagian kecilnya dikuasai oleh Portugis.
Asal tahu saja, awalnya sekitar tahun 1500-an Kuba dihuni oleh suku Taino dan Siboney. Keduanya masih memiliki budaya neolitikum dan zaman perunggu. Namun budaya tersebut lama-lama bergeser berkat kontribusi Spanyol.
Perlakuan sewenang-wenang tentara Spanyol terhadap penduduk Kuba menjadi pemacu keberanian agar bisa merdeka dari Spanyol. Pemberontakan terjadi di mana-mana membuat tentara Spanyol kewalahan.
Melihat konflik sengit itu, AS justru mengambil peluang membantu penduduk asli melawan Spanyol demi menguasai Kuba. Namun, campur tangan tersebut membuat Spanyol geram.
Belum lagi propaganda yang dilakukan AS melalui media surat kabar. Dalam surat kabar tersebut secara blak-blakan AS menulis kekejaman tentara Spanyol terhadap penduduk asli Kuba.
Kesal dengan pemberitaan yang buruk, pendukung Spanyol di Kuba menghancurkan percetakan surat kabar milik AS. Pemimpin surat kabar William Randolp Hearst, memberi kabar kerusuhan tersebut kepada Presiden Amerika Serikat William McKinley.
Dalam upaya melakukan pembalasan, &nbsp;McKinley mengerahkan sekitar 280 prajurit menggunakan kapal perang USS Maine. Dalam perjalanan menuju Kuba, kapal USS Maine tenggelam karena ledakan yang dahsyat.
Setelah diselidiki terdapat sebuah peledak di dalam lambung kapal, dan 280 orang di dalamnya tewas pada 15 Februari 1898. AS menduga Spanyol pelaku dibalik peledakan tersebut.
Pada 20 April 1988 MacKinley menyatakan kemerdekaan atas Kuba, sekaligus memberikan ultimatum kepada Spanyol agar segera angkat kaki dari Kuba. Namun ultimatum itu ditolak. Kemudian pada tanggal 24 April 1989 Spanyol mendeklarasikan perang terhadap AS.
Pertempuran pertama berlangsung di Teluk Manila yang berujung hancurnya armada perang Spanyol. Tidak abis langkah, Spanyol mengirim lagi pasukannya ke Kuba dan sampai di pelabuhan Santiago.
Namun AS berhasil mengepung pelabuhan dengan meluncurkan serangan darat dan laut. Spanyol yang belum siap perang harus menelan kembali kekalahan. Akhirnya Spanyol menyatakan damai dari AS pada 17 Juli 1898.
Pada 10 Desember 1898 Spanyol dan Amerika Serikat menandatangi Perjanjian Paris, yang menuntut pengakuan resmi Kuba dari pihak Spanyol. Penandatanganan tersebut sebagai penanda berakhirnya peperangan Spanyol dan Amerika Serikat.

Demi Kuba, AS Sebar Propaganda Pemicu Perang dengan Spanyol

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi