JAKARTA, REQnews &ndash; Belanda tetap teguh pada pendiriannya memegang erat wilayah <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Papua" title="Pembebasan Irian Jaya Membuat Amerika Serikat Manut dengan Indonesia">Irian Jaya</a>. Di sisi lain Indonesia tidak tinggal diam, strategi perlawanan sudah mulai disiapkan. Saat kondisi mulai panas antar dua negara, Amerika Serikat justru ikut-ikutan&nbsp;dirundung cemas.
Di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno, strategi yang dimainkan mulai dari pengumpulan persenjataan hingga pembentukan Operasi Trikora.&nbsp;Segala upaya dilakukan untuk merebut Irian Jaya dari tangan Belanda, salah satunya meminta bantuan Uni Soviet.
Sukarno tetap ingin Papua menjadi bagian dari Indonesia meskipun wilayahnya tidak sebesar kepulauan yang lain. Baginya tidak penting seberapa luas tanah Papua, sekecil ujung jari sekalipun ia akan tetap mempertahankan.
Sempat ingin menyelesaikan konflik dengan cara kekeluargaan sudah pernah dilakukan saat Konferensi Merja Bundar (KMB) tahun 1949. Namun pertemuan tersebut tidak menghasilkan titik temu soal kekuasaan Irian Jaya.
Sementara itu Belanda sudah menjalankan aksinya mempengaruhi rakyat Irian Jaya agar segera mengumumkan kemerdekaan. Tapi aksi tersebut bisa ditangani oleh putra-putri Papua yang mendukung Indonesia, salah satunya Frans Kaiseipo.
Kondisi ini membuat Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy mulai mengkhawatirkan kedua negara tersebut. Ia tidak ingin&nbsp;jika Indonesia meminta pertolongan pihak komunis Soviet.&nbsp;
Kekhawatiran itulah yang membuat Kennedy meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera menyelesaikan masalah tersebut. Pada tahun 1962 terbentuklah United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) khusus untuk menyelesaikan konflik perebutan Irian Jaya.
Perundingan antara Indonesia dan Belanda berlangsung pada 15 Agustus 1962 di Markas Besar PBB, New York. Indonesia diwakili Soebandrio, sedangkan Belanda oleh Jan Herman van Roijen dan C.W.A Schurmann.
Dalam perundingan tersebut UNTEA menawarkan persetujuan, yaitu Belanda menyerahkan pemerintahan Irian Jaya kepada UNTEA. Pada masa peralihan, pemerintahan Irian Jaya berada di bawah kekuasan PBB lengkap dengan pengibaran benderanya.
Saat kondisi Indonesia dan Belanda mulai mereda, PBB memberikan kebebasan kepada rakyat Irian Jaya memilih bergabung dengan Indonesia tau tidak. Hasilnya lebih banyak yang mendukung bersatunya Irian Jaya dengan Indonesia.
Setelah mendapatkan kesimpulan, pada tanggal 1 Mei 1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan Irian Jaya kepada Indonesia. Kemudian nama Irian Jaya berubah menjadi Papua atas kebijakan Presiden Abudurrahman Wahid.
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;

Strategi Pembebasan Irian Jaya Ini Bikin Amerika Serikat Manut ke RI

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi