JAKARTA, REQnews &ndash;&nbsp;Siapa yang tak kenal Charles Arthur Floyd. Seorang pelaku kriminal kelas kakap, yang sengaja merampok bank kemudian membagikan hasilnya kepada masyarakat kurang mampu. Karena aksinya, banyak yang menyebut Arthur sebagai &lsquo;Robin Hood of the Cookson Hills&rsquo;.
Kisahnya pun menarik diulas, karena sejak&nbsp;kecil, Arthur hidup dalam kemiskinan di Oklahoma. Kedua orang tuanya hanya memiliki lahan pertanian kecil, dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang pas-pasan.
Arthur tumbuh menjadi pemuda tampan berparas cantik, banyak yang menyebutnya &lsquo;Pretty Boy&rsquo;.&nbsp;Sebab dia dikenal ramah dan sopan saat bergaul di sekitar rumahnya.
Bahkan sebutan &lsquo;Pretty Boy&rsquo; tidak dipermasalahkannya. Apalagi dari kecil Arthur sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk&nbsp;bersikap lembut kepada siapapun.
Sayangnya, memasuki&nbsp;usia remaja, Arthur memiliki emosi yang tidak stabil. Ia lebih sering marah-marah dan berkata kasar. Banyak yang bilang perubahan Arthur&nbsp;diakibatkan perekonomian keluarganya yang tidak kunjung maju. Sedangkan ia ingin menjadi pria sukses dengan segera.
Tahun 1930-an Amerika Serikat sedang dilanda &lsquo;Depresi Hebat&rsquo;, yaitu kekacauan ekonomi yang luar biasa. Carut marutnya perekonomian banyak orang memilih jalan kejahatan demi memenuhi sesuap nasi. Termasuk Arthur yang ikut terlibat di dalamnya.
Di tahun yang sama lahan pertanian milik kedua orang tuanya mengalami kekeringan membuat perekonomian keluarga terancam. Ia tidak ingin melihat kedua orang tuanya mati kelaparan juga para tetangganya.
Modal nekat, ia lantas menghantam petani di Dust Bowl mencoba mengambil hewan ternak di sana.&nbsp;Hasil curianya itu ia berikan kepada kedua orang tua dan tetangga.
Mereka tidak bicara banyak&nbsp;soal dari mana Arthur mendapatkan hewan-hewan ternak itu. Saat melihat keluarga serta para tetangganya tersenyum bahagia, ia mulai berinisiatif ingin meraup uang yang banyak agar bisa melihat orang-orang terus tersenyum bahagia.
Arthur melancarkan aksi perampokan pertamanya di sebuah kantor pos setempat. Dari aksinya itu ia berhasil mendapatkan uang sekitar Rp 51 juta. Beruntungnya ia lolos dari tangkapan polisi dan menjadi buron selama 3 tahun.
Tahun 1925, polisi berhasil menangkap Arthur saat melancarkan perampokan gaji pada 16 September di St Louis. &lsquo;Pretty Boy&rsquo; itu dihukum 5 tahun di dalam penjara. Baru tiga tahun menjalani hukuman, ia diberikan pembebas bersyarat. Setelah bebas ia kembali menjalani profesinya sebagai perampok.
Namanya yang populer dengan aksi kejahatan, Arthur pernah dituduh ikut melakukan pembataian di kota Kansas. Dilaporkan ada tiga orang bersenjata menembak penjaga kepolisian untuk melepaskan Frank Nash dari penjara. Kejadian itu menimbulkan baku hantam tembakan baik polisi maupun tiga orang tersebut belum termasuk Nash.
Nash mati ditempat karena tertembak, sedangkan tiga orang lainnya berhasil melarikan diri. Saat diawawancara Arthur menepis keterkaitannya dalam pembantaian, tetapi Biro Penyelidikan Federal (FBI) tetap menegaskan bahwa &lsquo;Pretty Boy&rsquo; itu ikut terlibat.
Arthur berhasil ditemukan saat bersembunyi di ladang jagung daerah Liverpool Timur. Ia dilumpuhkan setelah tertembak dua kali oleh agen FBI. &nbsp;
Sebelum meninggal ia sempat mengatakan, &ldquo;Saya sudah selesai, Anda sudah memukul saya dua kali,&rdquo; kemudian napasnya tidak berhembus lagi.
Walaupun dikenal sebagai buron dan melakukan tindakan kriminal, pemakamannya di Oklahoma didatangi sekitar 20.000 sampai 40.000 orang, tercatat sebagai pemakaman terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Yang datang ke pemakamannya diketahui adalah orang-orang yang pernah dibantu Arthur dalam keadaan sulit.

Bak Robin Hood, Ini Perjalanan Perampok Dermawan Arthur Floyd

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi