WASHINGTON, REQnews -&nbsp;Kematian <a href="https://www.reqnews.com/search?q=george+floyd">George Floyd </a>memuat fakta baru. Berdasarkan hasil autopsi yang&nbsp;dirilis oleh para pemeriksa medis Kota Hennepin, Floyd dinyatakan terjangkit virus corona tanpa gejala, sejak awal April.&nbsp;
Melansir <a href="https://www.startribune.com/george-floyd-autopsy-report-released-he-tested-positive-for-covid-19-in-april/571000102/">startribune.com</a>, Kepala pemeriksa medis di Hennepin&nbsp;Andrew M. Baker&nbsp;mengatakan bahwa Departemen Kesehatan Minnesota telah menyeka (swab) cairan hidung Floyd setelah kematiannya dan setelah dites dinyatakan positif corona. Namun, kemungkinan itu adalah hasil positif yang bertahan lama dari infeksi sebelumnya.
"Hasil tes swab post-mortem ditemukan positif untuk 2019-nCoV RNA," ujarnya pada Rabu, 4 Juni 2020.
Namun gejalanya bersifat asimtomatik. Artinya, virus itu tidak berperan dalam kematian Floyd. Baker pun mengatakan,Floyd kemungkinan tidak menunjukkan gejala pada saat kematiannya.
Sementara berdasarkan hasil autopsi sebelumnya, Floyd dinyatakan tewas karena kardiopulmoner atau henti jantung. Baker mengatakan leher Floyd tertekan selama lebih dari delapan menit ketika 'dikunci' oleh polisi AS,&nbsp;Derek Chauvin pada 25 Mei lalu.
Autopsi yang dilakukan oleh keluarga Floyd menunjukkan sejumlah memar dan luka di kepala, wajah, mulut, bahu, lengan dan kaki. Tidak ditemukan bukti bahwa luka-luka tersebut secara langsung menjadi penyebab kematiannya. (Bins)
&nbsp;

Fakta Terbaru! George Floyd Positif Corona

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi