JAKARTA, REQnews - Beberapa negara seperti Jepang, Korea, Cina dan Eropa memiliki tradisi minum teh yang disajikan bersama kue atau mekanan pendamping lainnya untuk dinikmati.
Tradisi tersebut sudah dikenal hingga ke seluruh dunia, dan masing-masing tempatnya memiliki nama yang berbeda. Termasuk di Indonesia, juga memiliki tradisi minum teh, di dataran Sunda salah satunya.
Masyarakat Sunda menamakan tradisi minum teh dengan "Nyaneut". Mulanya tradisi ini berasal dari wilayah Cigedug, Garut, Jawa Barat. Dalam tradisi ini, teh yang disajikan berada dalam poci (teko dari tanah liat), dan menggunakan Teh Kejek yang meruapakan teh khas dari Cigedug.
Pada abad ke 19, ada seorang ilmuwan Belanda yang membuka perkebunan teh di kawasan Cigedug, Bayongbong. Perkebunan tersebut terletak di dataran tinggi Garut. Udaranya begitu sejuk serta indah. Dari perkebunan tersebut, menghasilkan teh dengan kualitas terbaik. Sampai saat ini, teh Cigedug masih bertahan keberadaannya.
Nyaneut sendiri diambil dari kata "haneut" yang artinya hangat. Di kawasan Garut sendiri memang dikenal dengan hawanya yang cukup dingin, karena dikelilingi oleh bukit dan pegunungan. Untuk menghangatkan tubuh, mereka meminum seduhan air teh yang disajikan hangat.
Sebagai makanan pendamping, mereka menyediakan kacang tanah, singkong dan talas goreng atau pun rebus. Sedangkan cangkirnya sendiri terbuat dari batok kelapa atau dari seng khas tempo dulu.
Kemudian tradisi nyaneut ini menjalar ke daerah-daerah Jawa Barat lainnya. Kini, tradisi tersebut hanya dijalankan oleh sebagian warga Sunda saja, karena saat ini banyak cara untuk menikmati sajian teh dan dinilai lebih praktis.
Oleh karenanya, tradisi ini coba dipopulerkan kembali, khsusnya bagi masyarakat Cigedug agar budaya nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun ini tetap dipertahankan.

Nyaneut, Tradisi Minum Teh dari Sunda yang Tergerus Zaman

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi