JAKARTA, REQnews -&nbsp;Presiden Lebanon Michel Aoun diduga sudah mengetahui bahwa akan terjadi ledakan besar yang menghancurkan kawasan pesisir ibu kota Beirut pada Kamis 6 Agustus 2020 lalu.
Hal ini terungkap dari dokumen yang disampaikan pejabat keamanan Lebanon pada Juli 2020 lalu. Presiden dan Perdana Menteri Hassan Diab diingatkan, bahwa 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di pelabuhan Beirut bisa meledak dan menghancurkan ibu kota.
Mengutip&nbsp;Reuters, Selasa 11 Agustus 2020, laporan dari Direktorat Jenderal Keamanan Negara Lebanon menyebut, Presiden Aoun sudah menerima surat pribadi peringatan tersebut pada 20 Juli 2020.
Namun, surat itu terkesan diabaikan. Lalu, dua pekan setelah peringatan disampaikan, terjadilah ledakan yang menewaskan 163 orang, melukai 6.000 jiwa dan menghancurkan 6.000 bangunan di Beirut.
Pejabat senior keamanan negara berkata kepada&nbsp;Reuters, bahwa surat itu juga berisi permintaan penindakan segera atas bahan kimia berbahaya itu.
"Saya memperingatkan mereka bahwa ini bisa menghancurkan Beirut jika meledak," kata pejabat itu, yang terlibat dalam penulisan surat itu dan menolak disebutkan namanya.
&nbsp;
Pengakuan Presiden Lebanon
Presien Aoun kepada wartawan mengakui, ia pernah mendapatkan informasi tentang materi berbahaya yang tersimpan di pelabuhan Beirut. Aoun kemudian memerintahkan sekjen dewan pertahanan tertinggi bersama militer untuk melakukan apa saja yang diperlukan untuk mengamankan bahan kimia tersebut.
"Mereka mengatakan itu berbahaya. Saya tidak bertanggung jawab!" kata Presiden Aoun, pekan lalu.
"Saya tidak tahu di mana itu diletakkan dan saya tidak tahu betapa berbahayanya itu. Saya tidak memiliki kewenangan untuk menangani pelabuhan secara langsung. Ada hierarki dan semua yang tahu seharusnya tahu tugas mereka untuk melakukan yang diperlukan," ujarnya menambahkan.
&nbsp;

Dokumen Bocor, Presiden Sudah Tahu akan Terjadi Ledakan Beirut?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi