JAKARTA, REQnews - Markas Bareskrim Polri tiba-tiba terlihat memerah dan membuat mata kita menjadi auto 'hijau' pada hari ini, Senin 7 September 2020. Penyebabnya, Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit memampang tumpukan uang senilai Rp 56,8 miliar.
Otomatis uang segunung itu pun langsung menarik perhatian para jurnalis untuk mengabadikan momen langka tersebut. Menurut Kepala Bareskrim Komjen Pol Listyo Sigit, uang itu berasal dari kejahatan sindikat penipuan internasional Indonesia-Nigeria terhadap perusahaan asal Italia Althea Italy S.p.a dan China, Shenzhen Mindary Bio Medical Elektronics Co. Ltd.
Dalam kasus ini, Polri menangkap tiga WNI dan mengamankan barang bukti senilai Rp 56,8 miliar. Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, kasus ini bermula adanya kecurigaan bank swasta di Indonesia atas terjadinya transaksi mencurigakan dari salah satu rekening dan kecurigaan pihak NCB Interpol Itali.
<img src="https://photo.reqnews.com/editor/2badbf15418aec2364ce0625cfd3f35a.jpeg" border="0" />
"Kejadian ini terjadi kurun waktu antara bulan Maret hingga Mei 2020. Awalnya perusahaan Itali yang bergerak dibidang pelaksanaan kesehatan melakukan transaksi jual beli dengan perusahaan Cina," kata Listyo dalam konferensi pers di gedung Bareskrim Polri, Senin 7 September 2020.
Kata dia, sindikat Nigeria-Indonesia ini melakukan tindak pidana penipuan dengan modus BEC (Business Email Compromise) atau membajak email disaat perusahaan Althea Italy tengah menjalani transaksi jual beli ventilator dan monitor untuk keperluan penanganan Covid-19 dengan Shenzen Bio Medical Electronica Co. Ltd.
Para tersangka mengirim email kepada perusahaan Althea (Italy) mengatasnamakan seolah GM (General Manager) perusahaan China (Shenzhen Ltd) dan memberitahu bahwa ada revisi rekening untuk pembayaran ventilator dan monitor Covid-19 ke rekening di Bank Mandiri Syariah.
<img src="https://photo.reqnews.com/editor/bb35f313e0b4eccd4d51be7eecd028ee.jpeg" border="0" />
Sigit menjelaskan, kejadian tindak pidana penipuan ini terjadi pada Mei 2020. Kala itu, NCB Interpol Italia mendapat laporan tindak pidana penipuan yang kemudian memberitahukan ke NCB Interpol Indonesia.
Laporan tersebut langsung diteruskan oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Ditipideksus) Bareskrim Polri.
Ketiga pelaku yakni SB berperan menjadi Direktur Shenzen Mindary Bio Medical Electronics Co. Ltd, lalu membuat perusahaan fiktif dan membuka rekening penampung hasil kejahatan. Lalu, R alias J berperan sebagai Komisaris Shenzhen Mindary Bio Medical Electronics Co.Ltd. R juga membuat rekening atas nama Shenzhen yang domisilinya ditulis di Cilegon, Banten.
<img src="https://photo.reqnews.com/editor/cca9be45da43ed1214d6ed731cba3ca8.jpeg" border="0" />
Lalu TP, berperan membuat pengajuan pembukaan blokir rekening Shenzhen Mindary Bio Medical Electronics Co, Ltd sekaligusmembuat kelengkapan administrasi palsu untuk upaya membuka blokir rekening Shenzhen. &ldquo;Para pelaku kita tangkap di tiga tempat yaitu di Jakarta, di Padang dan kemudian di Bogor,&rdquo; kata Sigit.
Sementara satu tersangka lain, yaitu DM WNA yang diduga asal Nigeria sebagai otak dari sindikat pelaku tindak pidana penipuan ini masih dilakukan pengejaran alias DPO.
<img src="https://photo.reqnews.com/editor/54c1724caedb4f81519167f73aa7d215.jpeg" border="0" />
Ketiganya dijarat dengan pasal 378 KUHP atau pasal 263 KUHP atau Pasal 85 UU No 3/2011 tentang Transfer Dana dan atau Pasal 45A ayat (1) Jo pasal 28 Ayat (1) tentang ITE jo pasal 55 KUHP atau pasal 56 KUHP dan pasal 3 dan atau pasa 4 dan atau pasal 5 dan atau pasal 6 dan atau pasa 10 UU No 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. (Widya)

Foto Duit Segunung Sindikat Penipuan yang Disita Kabareskrim

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi