JAKARTA, REQnews - Letaknya di teluk Jakarta. Banyak orang menyebutnya Kepulauan Seribu. Keindahan alam dan pantainya menakjubkan. Tak heran, banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang tertarik berlibur dan berwisata ke sana. Jumlahnya pun kian bertambah. Tapi pernahkah terbersit di benak Anda, siapa orang asli di Pulau Seribu? Dan bagaimana kehidupan mereka?
Sebuah buku berjudul &lsquo;Orang Pulo di Pulau Karang&rsquo; yang disusun Rosida Erowati, meneliti runutan kedatangan para penduduk di Kepulauan Seribu. Tulisan yang dirangkum dari kisah yang berasal dari tutur para pelaku atau penduduk di Pulau Seribu. Ada yang mengira itu dongeng, legenda, atau memang fakta karena tersisa bukti dari cerita yang dimaksud. Mereka menamakan diri &lsquo;Orang Pulo&rsquo;, sebutan para penduduk Pulau Panggang kepada penduduk dari pulau lain seperti Tidung, Pramuka, Untung Jawa, Harapan dan lain-lain, sekaligus untuk membedakan dengan orang darat dan bangsa lain. Secara kesukuan, Orang Pulo sulit diidentifikasi dan tidak bisa menghindari adanya pencampuran antar etnis, mulai dari Bugis, Mandar, Jawa, Sunda hingga melayu. Tahun 1924, kontrolir Belanda melaporkan asal asli orang Pulo didominasi orang Bugis dan Banten.
Mayoritas Orang Pulo memeluk ajaran agama Islam, dan kurang dari 0,1% beragama Kristen. Warga masih percaya dengan hal tabu, ataupun punya mantra yang diucap ketika pergi berlayar, menunjukkan Islam kultural Orang Pulo. Begitu juga dengan tradisi dan budaya yang berkembang tak jauh dari etnis asal yang mereka bawa. Misalnya saja Silat, seni bela diri yang diketahui banyak dipengaruhi Silat Banten dan Islam. Serta seni teater bertutur sarat makna yang kadang dilakukan para nelayan di waktu senggang dan coba dikembangkan para muda-mudi.
Pulau Panggang dianggap sebagai pusat Orang Pulo. Warga sekitar percaya, setiap masyarakat yang tinggal di gugus Pulau Panggang ataupun pulau lain di Kepulauan Seribu, punya kekerabatan dengan warga Pulau Panggang. Penamaan pulau di Kepulauan Seribu punya kisah sendiri dan populer di kalangan masyarakat.
Misalnya saja Pulo Air, karena diaku sebagai tempat adanya air tawar. Atau Pulo Karang Beras, karena pernah menjadi tempat penjajah Jepang menyimpan beras. Pulau Kelor, yang diaku masyarakat layaknya daun kelor yang kecil. Ppernah disebut Belanda dengan nama Kherkoff Eiland. Atau Pulau Pramuka yang pernah disebut Pulau Lang, dan Pulau Karya yang sempat dijuluki Pulau Cina.

Orang Pulo di Kepulauan Seribu

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi