JAKARTA, REQnews - Jaksa mencium aroma tipu muslihat&nbsp;Pinangki Sirna Malasari dalam menyamarkan uang suap dari Djoko Tjandra. Mereka pun yakin jika Pinangki&nbsp;terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU).&nbsp;
Menurut jaksa, tipu daya yang dilakukan Pinangki yakni dengan menyamarkan uang USD 450 ribu dari Djoko Tjandra dengan cara membelanjakan dan mentransfer.&nbsp;
"Bahwa jumlah keseluruhan yang ditransfer dialihkan, dibelanjakan, dibayarkan, dan ditukarkan mata uang rupiah oleh terdakwa sebesar USD 375.279 atau setara Rp 5. 253.905.036 (miliar). Sebagaimana sebelumnya merupakan berasal dari tindak pidana korupsi penerimaan uang sebesar USD 500 ribu dari sebesar USD 1 juta dijanjikan oleh saksi Djoko Tjandra melalui saksi Andi Irfan Jaya, dalam rangka untuk mengurus permintaan fatwa Mahkamah Agung melalui Kejagung agar pidana penjara Djoko Tjandra berdasarkan putusan PK nomor 29 tanggal 11 juni 2009 tidak bisa dieksekusi," papar jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin 11 Januari 2021.
Pinangki pun diyakini melakukan TPPU karena jika dilihat dari besaran gajinya sebagai PNS, timpang dengan gaya hidupnya. Dia diketahui beberapa kali melakukan penukaran uang dengan menyuruh beberapa orang.
"Berdasarkan itu dihubungkan dengan profil terdakwa sebagai jaksa hanya berpenghasilan sebesar Rp 18.921.750 (juta), dan terdakwa tidak memiliki penghasilan lain selain dari jaksa, dan mengajar dosen, maka patut diduga penghasilan terdakwa sebagaimana tersebut di atas adalah transaksi yang sumber dananya berasal dari tindak pidana korupsi," kata jaksa.
Adapun rincian pembelanjaan Pinangki untuk menutupi hasil korupsinya. Berikut ini hasil belanja Pinangki:
1. Pembelian 1 unit mobil BMW X5 senilai Rp 1,7 miliar
2. Pembayaran sewa Apartemen Trump International di Amerika Serikat sebesar Rp 72 juta
3. Pembayaran dokter kecantikan di Amerika Serikat yang bernama dokter Adam R Kohler sebesar Rp 139.943.994
4. Pembayaran dokter home care atas nama dr Olivia Santoso untuk perawatan kesehatan dan kecantikan serta rapid test sebesar Rp 176,78 juta
5. Pembayaran kartu kredit di berbagai bank, Rp 467 juta, Rp 185 juta, Rp 483,5 juta, Rp 957 juta.
6. Pembayaran sewa apartemen The Pakubuwono Signature dari Februari 2020-Februari 2021 sebesar USD 68.900 atau setara Rp 940,2 juta.
7. Pembayaran Perpanjangan Sewa Apartemen Darmawangsa Essence 17 April 2020 sampai dengan 16 April 2021 total senilai USD 38.400 atau setara Rp 525,2 juta.
Uang Pinangki itu didapat dari Djoko Tjandra. Jaksa menyebut jika argumen Pinangki soal gaya hidup mewah berasal dari peninggalan suami juga tidak terbukti, karena Pinangki tidak pernah melaporkan aset suaminya di LHKPN.
"Berdasarkan unsur di atas, maka tindakan terdakwa yang telah melakukan transaksi-transaksi sebagian di atas adalah bagian dari perbuatan tujuan menyamarkan asal usul harta kekayaan berasal dari hasil tindak pidana korupsi," kata jaksa.
"Bahwa uang cash berupa mata asing dolar yang ditukarkan mata uang rupiah melalui money changer, uang tersebut ditransfer dan dibelanjakan terdakwa yang menurut terdakwa berdasarkan sumber peninggalan almarhum suami terdakwa tidak dapat dibuktikan di persidangan. Serta tak dilaporkan terdakwa di LHKPN terdakwa pada tahun 2018, hal ini membuktikan terdakwa dengan sengaja menyembunyikan asal usul kekayaan berasal dari korupsi," ujar jaksa.
Pinangki diyakini jaksa melanggar pasal pencucian uang, yaitu Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU.

Kecantikan, Tipu Daya dan Rincian Korupsi Jaksa Pinangki, Jangan Ditiru!

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi