JAKARTA, REQnews - Tahukah kalian, ada 4 pilar yang disebut-sebut sebagai pendekar dalam hukum. Bahkan ada yang disebut sebagai profesi yang officium nobile.&nbsp;
Ya, empat pilar penegak hukum yang dimaksud amtara lain unsur penyidik (kepolisian), penuntut (kejaksaan), hakim (pengadilan) dan advokat (penasihat hukum). Keempat pilar ini memiliki kedudukan yang sama dan tidak yang lebih tinggi dari yang lainnya.
Jika salah satu pilar runtuh, maka dapat dipastikan hukum tidak akan bisa berdiri tegak. Benar apa yang dikatakan Bernardus Maria Taverne, 1874-1944 "Berikan aku hakim, jaksa, polisi, dan advokat yang baik, niscaya aku akan berantas kejahatan meski tanpa undang-undang sekalipun."
Itu pun diamini Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat menegaskan tentang status advokat sebagai salah satu penegak hukum yang mempunyai peran dan fungsi yang sejajar dengan Kepolisian, Kejaksaan, dan Kekuasaan Kehakiman. Yakni sebagai aparat penegak hukum.
Namun ada kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang tersebut kepada advokat, yaitu kemandirian advokat dalam menjalankan tugas dan profesinya.&nbsp;
Maka sehubungan dengan terselenggaranya suatu peradilan yang jujur, adil, dan memiliki kepastian hukum, maka diperlukan peran profesi advokat. Sosok advokat yang bebas, mandiri, dan bertanggungjawab.
Kemandirian advokat yang bebas dari intervensi kekuasaan maupun politik dalam hal penegakan hukum, dan dengan kemandirian itu pula maka Profesi Advokat dikatakan sebagai profesi yang sangat mulia&nbsp;(officium nobile).
Menurut Dr Frans Hendra Winata, S.H., M.H., dalam sebuah makalah yang berjudul Peran Organisasi Advokat,&nbsp;officium nobile&nbsp;adalah pengejawantahan dari nilai-nilai kemanusiaan&nbsp;(humanity)&nbsp;dalam arti penghormatan pada martabat kemanusiaan; nilai keadilan&nbsp;(justice)&nbsp;dalam arti dorongan untuk selalu memberikan kepada orang apa yang? menjadi haknya; nilai kepatutan atau kewajaran&nbsp;(reasonableness)&nbsp;sebagai upaya mewujudkan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat; nilai kejujuran&nbsp;(honesty)&nbsp;dalam arti adanya dorongan kuat untuk memelihara kejujuran dan menghindari perbuatan yang curang, kesadaran untuk selalu menghormati dan menjaga integritas dan kehormatan profesinya; nilai pelayanan kepentingan publik&nbsp;(to serve public interest)&nbsp;dalam arti pengembangan profesi hukum telah&nbsp;inherent&nbsp;semangat keberpihakan pada hak-hak dan kepuasan masyarakat pencari keadilan yang merupakan konsekuensi langsung dari nilai-nilai keadilan, kejujuran dan kredibilitas profesi.
Peran seorang advokat sangatlah kompleks. Mulai dari perkara-perkara besar, sulit beragam akan ditemui oleh seorang advokat. Tentunya tiap perkara berbeda cara penanganannya.
Penyelesaian sengketa perdata, perkara pidana dan perkara administrasi tentu mempunyai argumentasi hukum yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Maka, advokat harus mempunyai keterampilan tinggi dalam menelaah suatu kasus yang sedang ia hadapi. Selain itu, ia harus mempunyai ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisa kasus tersebut dan juga harus selalu peka terhadap situasi atau kondisi dengan cepat, cermat, dan tepat terutama berkaitan dengan pengambilan keputusan.
&nbsp;Keren banget khan profesi advokat!&nbsp;

Profesi Advokat Disebut Officium Nobile, Apa Sih Artinya?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi