JAKARTA, REQnews - Sebagai garda terdepan dalam mengatasi pandemi Covid-19, perjuangan para tenaga kesehatan (nakes) sangatlah berat.
Mereka harus menghadapi risiko terinfeksi Covid-19 dan mempertaruhkan nyawa. Belum lagi, harus terpisah dengan dengan keluarga dan orang-orang tercinta hingga berbulan-bulan karena panggilan tugas selama pandemi.
Dan perjuangan menjadi berkali-kali lipat lebih berat bagi para nakes yang bertugas di Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang. Pasalnya, dinamika permasalahan yang dijumpai di rutan pun lebih banyak.
Mulai dari terbatasnya fasilitas kesehatan yang tersedia hingga situasi rutan yang overcrowded atau melebihi kapasitas. Ini tentu saja membuat para dokter dan tenaga medis di Rutan Cipinang harus bekerja lebih keras untuk mengatasi kasus Covid-19 di tengah para Warga Binaan.
Salah satu dokter di Rutan Cipinang, dr Benieta W. Sonda menggambarkan berbagai dinamika yang harus dihadapi para nakes di dalam rutan selama pandemi Covid-19.
Salah satu masalah besar yang dihadapi para nakes adalah keterbatasan tenaga. Jumlah perbandingan tenaga medis dengan para Warga Binaan di dalam rutan sangatlah signifikan.
Namun ini tak lantas membuat para nakes gentar berjuang mengatasi penularan Covid-19 di dalam tahanan.
"Pasti khawatir ada, tapi kalau takut sih enggak. Khawatir karena kan kita juga punya keluarga di rumah. Tapi, ya baimana kita menyikapinya. Kalau kita sebagai garda terdepan goyah, oleng, bagaimana? Ya, harus kuat nakes di sini, harus itu harga mati kalau buat saya," kata dr Benieta, dikutip dari channel Youtube Jeruji Production, Senin, 1 Februari 2021.
Lebih lanjut, dr Benieta pun memohon agar pemerintah memaksimalkan program asimilasi bagi para tahanan. Terutama tahanan yang divonis cacat seumur hidup atau riwayat penyakit bawaan yang tidak bisa disembuhkan.
"Karena bagaimana kita bisa social distancing kalau over kapasitas. Jadi, kalau memang ada asimilasi atau proses serupa lainnya yang bisa dimaksimalkan itu akan sangat mengurangi beban Rutan Cipinang sendiri," ujarnya.
Masalah lain yang dihadapi adalah rumitnya prosedur yang harus diurus para nakes ketika ada pasien yang terkonfirmasi Covid-19 dan harus dirujuk ke rumah sakit lain.
"Waktu ada beberapa Warga Binaan yang terkonfirmasi bahkan ada yang jelek, melakukan rujukan ke rumah sakit rujukan itu negosiasinya, kalau di luar pasien titik, kalau di sini harus bilang saya dari Rutan Cipinang pasti ditanya ini itu. Itu sih yang mirisnya. Jatuhnya kaya pembedaan," kata dr Benieta.
Dokter Benieta pun mengungkapkan harapannya bagi para tenaga kesehatan di Rutan Cipinang.
"Harapan saya untuk teman-teman nakes terutama di Rutan Cipinang tetaplah saling mendukung dan merapatkan barisan untuk menyatukan hati dan pikiran. Jadi apa yang kita ingin capai dalam situasi pandemi ini haruslah menjadi visi misi bersama," tandasnya.
&nbsp;
&nbsp;

Tak Terekspos, Begini Beratnya Perjuangan Nakes Rutan Cipinang di Tengah Pandemi Covid-19

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi