JAKARTA, REQnews -&nbsp;Baru-baru ini publik dibuat heboh oleh salah satu Event Organizer (EO) Aisha Weddings. Pasalnya, melalui website aishaweddings.com mereka menawarkan paket nikah usia muda yakni usia 12 tahun.&nbsp;
Adapun home page headline Aisha Weddings menuliskan, "Semua wanita muslim ingin bertaqwa dan taat kepada Allah SWT dan suaminya. Untuk berkenan di mata Allah dan suami, Anda harus menikah pada usia 12-21 tahun dan tidak lebih.&nbsp;Jangan tunda pernikahan karena keinginan egoismu, tugasmu sebagai gadis adalah melayani kebutuhan suamimu. Anda harus bergantung pada seorang pria sedini mungkin untuk keluarga yang stabil dan bahagia. Jangan menjadi beban bagi orang tua Anda, temukan pria lebih awal".
Ajakan untuk menikah muda bukan hanya gencar dilakukan lewat situs online, Aisha Weddings bahkan menyebar spanduk dan poster di beberapa sudut kota Jakarta, Kendari, Sulawesi Tenggara, dan Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat.&nbsp;
Bagaimana ketentuan pernikahan menurut hukum yang ada di Indonesia ? Bolehkah anak menikah di usia 12 tahun?
Promosi menikah muda oleh Aisha Weddings seolah menjadi ajakan pembangkangan sosial. Sebab mereka tidak mendukung usaha pemerintah&nbsp;yang&nbsp;sedang gencar-gencarnya melakukan pencegahan perkawinan anak.&nbsp;
Pasalnya, angka perkawinan anak Indonesia terbilang tinggi yakni menempati posisi kedua di ASEAN dan peringkat ketujuh di dunia. Serta, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), sebaran pernikahan anak di seluruh provinsi di atas 10%. Bahkan di 23 provinsi, sebaran perkawinan anak lebih besar dari 25%.
Pencegahan pernikahan anak dilakukan pemerintah melalui berbagai cara. Salah satunya revisi&nbsp;Pasal 7 Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 mengenai&nbsp;batas usia untuk menikah. &nbsp;
Sebelumnya, usia perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.
Sebagaimana Undang-undang nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-undang nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, ketentuan Pasal 7 diubah menjadi:
"Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun.
Kini dengan adanya revisi itu, batas usia pernikahan baik pria maupun wanita adalah 19 tahun.&nbsp;
Namun, meski UU Perkawinan melarang pernikahan dibawah umur 19 tahun, orang tua dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan dengan alasan yang sangat mendesak disertai bukti-bukti pendukung yang cukup.
Perlu diketahui, orang tua berperan penting dalam mencegah pernikahan usia anak. Diperlukan sekali edukasi tentang bahaya dan dampak negatif yang ditimbulkan.&nbsp;
Berdasarkan penelitian yang dilakukan UNICEF, terdapat banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh pernikahan dini, yaitu:
<ol>
<li>Perempuan yang menikah usia 10-14 tahun memiliki risiko lima kali lebih besar untuk meninggal saat hamil dan persalinan daripada cewek usia 20-24 tahun.</li>
<li>Pernikahan usia anak memiliki risiko tinggi untuk mengalami kecemasan, depresi, dan pikiran bunuh diri.</li>
<li>85%&nbsp;perempuan mengakhiri pendidikan setelah menikah.</li>
<li>Pengantin anak memiliki peluang besar untuk mengalami kekerasan fisik, psikologis, emosional, dan isolasi sosial.</li>
<li>Anak belum mengerti hubungan seks aman, sehingga meningkatkan risiko infeksi menular seksual seperti HIV.</li>
</ol>
Menikahlah bukan karena paksaan, atau sekedar mengikuti trend menikah usia muda, tetapi karena sudah mampu, stabil, matang, dan siap dalam segala aspek.
Penulis: Tia Heriskha

Aisha Weddings Ajak Nikah Usia 12 Tahun, Gerakan Pembangkangan Sosial UU Perkawinan?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi