JAKARTA, REQnews -&nbsp;Jagat maya kembali dibuat geger oleh kabar perselingkuhan Vokalis Sabyan Gambus, Nissa Sabyan dengan&nbsp;keyboardist band-nya,&nbsp;Ayus Sabyan.&nbsp;
Nissa dituding jadi&nbsp;pelakor&nbsp;dalam rumah tangga&nbsp;Ayus Sabyan&nbsp;dengan&nbsp;Ririe Fairus. Terbongkarnya kasus perselingkuhan berawal dari pengakuan&nbsp;adik Ririe Fairus, Tia, dan&nbsp;adik kandung Ayus Sabyan,&nbsp;Fadhila Nova yang membenarkan bahwa keretakan rumah tangga kakak mereka dikarenakan hubungan terlarang antara Ayus dan Nissa.&nbsp;
Fenomena pelakor alias perebut laki orang saat ini kian santer diperbincangkan. Sosial media dipenuhi dengan kasus-kasus perselingkuhan&nbsp;yang terjadi. Baik di kalangan artis, maupun masyarakat biasa.&nbsp;
Biasanya, istilah pelakor disematkan bagi para&nbsp;wanita yang menjadi orang ketiga dalam hubungan rumah tangga seseorang.
Pelakor atau bahasa kekiniannya merupakan singkatan dari perebut laki orang. Konotasi perebut memberi kesan negatif bagi wanita karena berusaha memiliki yang bukan haknya.&nbsp;
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), merebut memiliki arti merampas ; mengambil secara paksa barang milik orang lain.
Itulah mengapa, pelakor seringkali disebut-sebut sebagai perusak rumah tangga orang karena mengambil secara paksa suami orang lain. Namun, tidak elok rasanya jika hanya wanita yang dipersalahkan. Mengingat, jika lekaki tidak menunjukkan ketertarikan dan tidak berminat menjalin hubungan dengan wanita lain, maka tidak akan ada dikenal istilah&nbsp;'pelakor'. Dikarenakan adanya timbal balik diantara kedua belah pihak, maka terjadilah perselingkuhan.&nbsp;
Setelah dilakukan penelusuran, tidak ada aturan hukum yang secara khusus mengatur sanksi bagi pelakor. Namun, apabila salah satu pelaku sudah dalam ikatan perkawinan, maka dapat dikenakan Pasal&nbsp;284&nbsp;Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Yaitu, perbuatan zina (melakukan hubungan badan atau seksual dengan pasangan sah orang lain), maka suami/istri dari pasangan yang melakukan zina dapat melaporkan istri/suaminya ke polisi atas dasar Pasal 284 ayat (1) KUHP.
&ldquo;Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan&nbsp;seorang pria yang telah kawin yang melakukan gendak (overspel), padahal diketahui bahwa&nbsp;pasal 27 BW berlaku baginya.&rdquo;
Adapun bunyi&nbsp;Pasal 27 BW (Burgerlijk Wetboek) :
&ldquo;Pada waktu yang sama, seorang laki-laki hanya boleh terikat perkawinan dengan satu orang perempuan saja dan seorang perempuan hanya dengan satu laki-laki saja&rdquo;
Mereka yang tunduk pada&nbsp;pasal&nbsp;ini tidak boleh berzina dengan orang lain. Kalau melakukan, berarti dapat dipidana. Ancaman hukuman dalam&nbsp;pasal&nbsp;284 KUHP adalah sembilan bulan penjara.
Jika perselingkuhan telah mengarah ke perbuatan zina (melakukan hubungan badan atau seksual dengan pasangan sah orang lain) maka suami/ istri dari pasangan yang melakukan zina dapat melaporkan istri / suaminya ke polisi atas dasar Pasal 284 KUHP
Pasal 284 KUHP
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan:
&nbsp;1. a. Seorang pria yang telah kawin yang melakukan mukah (overspel) padahal diketahui bahwa pasal 27 BW berlaku baginya;
&nbsp; &nbsp; &nbsp;b. Seorang wanita yang telah kawin yang melakukan mukah.
&nbsp;2.a. Seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal diketahuinya bahwa yang turut bersalah telah kawin.
&nbsp; &nbsp; &nbsp;b. Seorang wanita yang telah kawin yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal diketahui olehnya bahwa yang turut bersalah telah kawin dan pasal 27 BW berlaku baginya.
(2) Tidak dilakukan penuntutan melainkan atas pengaduan suami/isteri yang tercemar, dan bilamana bagi mereka berlaku pasal 27 BW, dalam tenggang waktu tiga bulan diikuti dengan permintaan bercerai atau pidah meja atau ranjang karena alasan itu juga.
(3) Terhadap pengaduan ini tidak berlaku pasal 72, pasal 73, pasal 75 KUHP
(4) Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan belum dimulai.
(5) Jika bagi suami isteri berlaku pasal 27 BW, pengaduan tidak diindahkan selama perkawinan belum diputuskan karena perceraian atau sebelum putusan yang menyatakan pisah meja atau ranjang menjadi tetap.
Proses penuntutan secara pidana Pasal 284 hanya dapat dilakukan atas pengaduan pasangan sah yang pasangannya direbut oleh pelakor/ pebinor
Perzinahan merupakan suatu delik aduan yang absolut, artinya tidak dapat dituntut apabila tidak ada pengaduan dari pihak suami atau istri yang dirugikan (yang dimalukan).&nbsp;Jadi, salah satu pihak baik suami atau istri yang diselingkuhi harus mengadukan tindak pidana yang dilakukan oleh pasangannya.&nbsp;
Contoh sederhananya seperti ini:
Seorang istri (Bunga) mengetahui perselingkuhan suaminya (Andi) dengan seorang wanita (Putri). Untuk memberikan sanksi kepada Andi dan Putri, maka Bunga harus melaporkan terlebih dahulu kasus perselingkuhan suaminya dengan pelakor serta mempunyai bukti-bukti yang kuat bahwa mereka telah berzinah. Apabila terpenuhi bukti-bukti, maka kedua-duanya harus dituntut.&nbsp;
Mengingat, delik aduan adalah delik yang hanya dapat diproses apabila diadukan oleh orang yang merasa dirugikan atau telah menjadi korban.
Lebih baik jangan jadi pelakor yaa. Perlu diingat tidak ada yang baik dari menjadi perusak rumah tangga orang. Selain merusak kebahagiaan orang, kamu juga bisa dijerat pidana.

Dituduh Pelakor, Bisakah Nissa Sabyan Dijerat Pidana?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi