JAKARTA, REQnews - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan mengaku pernah beberapa kali menjadi target penembakan. Itu diungkapnya ketika Haris Azhar bertanya di acara NgeHAMtam yang tayang di YouTube, yang dikutip pada Sabtu 20 Februari 2021.
"Kalau cerita Mas Novel di KPK lumayan sudah banyak orang mengikuti, paling nggak buat saya dari tahun 2012 itu. Tapi saya inget Mas Novel pernah cerita sama saya, Mas Novel sendiri pernah hampir kehilangan nyawanya sebelumnya bener, hampir ke tembak apa itu?" tanya Haris.
Novel pun menjawab dengan singkat. "Iya berapa kali," ujarnya. Namun saat Haris bertanya apakah pelaku penembakan sudah diusut, Novel hanya tertawa.
Ia bercerita, ketika bertugas di Jatanras di bidang kejahatan kekerasan. Novel mengaku pernah ditempatkan di operasi dan lain sebagainya.
Namun, dari penugasan tersebut Novel merasa memiliki pengalaman. "Melihat bagaimana keadaan orang yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia. Menjadi orang yang kemudian hak-haknya menjadi terampas gara-gara perbuatan orang ataupun perilaku aparat dan lain-lain," kata Novel.
Menurutnya, hal itu yang membuatnya menjadi belajar. Sehingga kesempatan yang dimilikinya, dipergunakan dengan sebaik-baik dan sebesar mungkin yang bisa dilakukan.
Haris kemudian bertanya, karena menurutnya banyak orang yang melihat Novel bermusuhan dengan polisi. "Banyak orang melihat Mas Novel ini dimusihin polisi atau memusuhi polisi. Tapi saya percaya dan saya yakin mas novel juga percaya, polisi banyak yang baik juga kan?," tanya Haris.
"Betul (banyak polisi baik), jadi kalo saya dibilang dimusuhi polisi nggak, dibilang saya memusuhi polisi juga nggak. Tapi, polisi kan di sana ada oknumnya," kata penyidik KPK itu.
Oknumnya, sambungnya, di sana bermacam-macam, ada yang mencari keuntungan dengan cara apapun, kewenangannya diperjualbelikan atau perlakuan apapun.
Menurutnya, pasti ada saja petugas yang tidak menyukainya. "Pasti dong ketika ada petugas anti korupsi yang sedang mau melakukan tindakan pasti mereka akan nggak suka," lanjutnya.
Ia pun mengibaratkan, ketika maling ditanya. "Kira-kira menurut maling polisi itu disukai nggak? Pasti nggak disukai, pasti maling akan ditangkap oleh polisi," kata Novel.
Jadi pada dasarnya, masih kata Novel, secara konsep akan begitu posisinya. "Tapi kalo kemudian polisi ingin dicintai oleh maling saya kira itu salah. Jadi dengan persepsi begitu, kalo dia bekerja bener pasti dia dimusuhi."
Dari konsep tersebut, menurutnya ada dua pilihan. "Kita mau berbuat baik atau jahat. Kalo berbuat baik pasti dimusuhi sama orang jahat, kalo berbuat jahat pasti dimusuhi orang baik."&nbsp;
Haris pun bertanya tentang kebaikan-kebaikan polisi, menurutnya masih banyak polisi yang bertugas dengan baik. "Nah sekarang soal polisi, kebaikan-kebaikan polisi itu seperti apa mas? Karena saya suka lihat di jalanan, polisi mengatur lalu lintas menurut saya itu bagus baik melaksanakan tugasnya," ujarnya.
Novel bercerita kembali saat ia bertugas di daerah terpencil dan sepi. "Saya melihat bagaimana anggota-anggota kepolisian yang bekerja dengan benar dengan tulus dan itu saya yakin orang-orang yang luar biasa, dan kalau dibilang kebaikannya apa? banyak."
Menurutnya banyak polisi di daerah yang sering membantu masyarakat. Bahkan, kata Novel, mereka turut serta dalam kegiatan pendidikan. "Ngajari anak-anak kecil membaca dan lain-lain, dan itu luar biasa, banyak hal lain lagi yang dilakukan," sambungnya.
Ia pun berandai, jika polisi melakukan tugasnya sebagaimana mestinya, itu luar biasa. "Pahalanya banyak dan dia udah lah sulit untuk mencari tandingan orang yang punya kesempatan untuk berbuat baik sebanyak itu. Karena di polisi urusannya hampir semua hal dia punya," katanya.

Pernah Jadi Target Penembakan hingga Dicap Musuh Polisi, Ini Kata Novel Baswedan

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi